Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2013

Dua Desember Dua Ribu Tiga Belas

Menjejaki langit malam itu, ku beranikan diri menumpangi bus Sugeng Rahayu Mulutku tak henti bertasbih, hatiku terus beristighfar, mataku hanya memandang kosong sambil sesekali basah akan air mata rasa tidak percaya Tepat pukul sebelas malam, aku melaju pulang ke Semarang tanpa rasa takut yang mendera Hanya satu setengah jam... dini hari ku masuki rumah dengan keadaan sepi tanpa tawa Ku dekati Ibuku yang sudah tertidur di sudut pintu bukan pipinya yang lebih dulu yang kusentuh, tapi kakinya yang kucium lebih dulu di situ nantinya surgaku... Allahumma firlaha warhamha waafiha wafuanha. Andai semakin banyak kata-kataku dalam tulisan ini bisa membuatku semakin mampu mengikhlaskan kepergianmu, maka aku akan menulis sebanyak-banyaknya. Tapi ku rasa malah sebaliknya. Dari tulisan ini, ku harap mereka yang membacanya juga bersedia mendoakan kebaikanmu di sana. Bahwasanya, engkau memang ibu yang seutuhnya... tidak mampu memberi nafkah materi, bekerja siang malam demi uang, tapi kasi