Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2021

Rekomendasi TV Series Favoritku

  Day 6 - Top 5 Serial TV Favorit Sejujurnya, aku bukan penikmat TV garis militan. Sejak tahun 2011, alias ketika jadi mahasiswa baru di Solo dan ngekos, kehidupanku bersama TV bisa dikatakan jarang sekali. Sampai akhirnya aku kerja dan nikah, aku bisa hidup tanpa TV dan nggak begitu akrab dengan acara-acara yang hits pada zamannya. Dan kini aku tertakdir jadi ibu rumah tangga yang kesepian, nggak bisa ke mana-mana, butuh hiburan, tapi yang murah meriah. Akhirnya aku diracuni untuk mulai menonton drama korea. Jadi di sini, aku akan menuliskan 5 judul drakor yang menurutku bagus dan recommended untuk ditonton. 1. Mr. Sunshine Bagi beberapa orang, drama ini katanya berat. Emang sih, ini drama sejarah gitu. Isinya juga berkaitan dengan isu identitas dan kelas. Terus nanti beririsan juga sama intrik-intrik Amerika. Wah seru sih pokoknya. Drakor yang nggak bucin. Jadi malah bisa belajar tentang sejarah dan isu sosial masyarakat Korea jaman baheula. Jadi cus deh ditonton. 2. Because this is

Top 7 Fakta tentang Aku yang Penting-Nggak Penting untuk Diketahui

  Day 5 - Top 7 Fakta tentang Diriku Astaga, topiknya klikbait sekali. Kurang tambahan kalimat, "no 6 bikin kamu nggak nyangka!" Hahaha, asli. Sebenarnya aku agak geli menulis dengan model semacam ini. Ya memang sih tulisan semacam ini memang SEO-friendly sekali. Orang yang kerja jadi penulis konten pasti udah kenyang banget model tulisan macem liputan on the spot ini. Tapi akutu masih suka geli aja kalau nulis model begini dengan identitas asli. Sama sekali bukan aku. Apalagi yang dibahas soal diri sendiri. Narsis banget buset. Siapa juga yang peduli soal fakta tentang diriku? Hahahaha Tapi yang namanya challenge , masa iya gampang-gampang mulu. Oke deh! Gue ladenin! Cus, tanpa banyak omong kosong, mari kita simak 7 fakta tentang Muthia Sayekti yang sebenernya nggak penting-penting amat buat kamu ketahui. 1. Kenyang Minum ASI sampai usia 4 tahun! Sumpah. Aku menulis ini dengan segala ketakutan akan karma. Aku takut banget ya Allah kalau anakku menuruni sifatku yang susah ba

Pencapaian Hidup yang Kecut dan Mengerucut

Day 4 - Pencapaian tertinggi di hidupmu Sejak kecil aku dibentuk jadi manusia yang ambisius. Jadi, keliatan sih kalo di sekolah dan di kampus, aku suka semangat berapi-api jadi murid yang aktif. Orang kalo julid, mungkin ngiranya aku berhasrat banget biar stand out . Nggak usah dibayangin, aku aja kalo keinget suka nggak habis pikir, ternyata aku dulu se-malesin itu. Hahaha kayak kurang woles gitu jadi orang.  Orang-orang terdekat menilai aku ini adalah sosok dengan tekad yang kuat alias ngeyelan. Kalau mau ini ya ini. Dan aku akan ikhtiar sampai energi terakhirku untuk meraih apa yang aku mau itu. Tentu dengan cara yang halal dan dibenarkan ya... Intinya, kalau aku punya target maka aku akan gigih untuk mewujudkannya.  Tapi seiring bertambah usia, ada banyak hal yang berubah. Walaupun aku tetap punya banyak keinginan, aku sudah bisa lebih santai dalam berikhtiar dan menaruh harapan. Kenapa demikian? Karena ternyata aku sudah lelah dihantam stres karena target-targetku sendiri, bund. H

Harap Tak (Banyak) Berharap

  Day 3 - Harapan terbesar untuk blog kamu "Don't expect too much, or you will hurt much" begitu kata pepatah. Dasar aku orangnya lagi mencoba sembuh dari masa-masa depresif yak, jadi mohon maap nih kalau aku belum berani juga pasang standar yang gimana-gimana. Tapi, jujur, ikutan #BPNRamadan2021 ini merupakan salah satu caraku untuk healing.  Asal kalian tahu, aku sudah vakum menulis selama satu tahun pasca melahirkan. Selain repotnya mengurus bayi dan rumah tangga, aku juga merasa kehilangan daya dan semangat untuk menulis. Aku hanya bisa berencana membuat kerangka tulisan, tapi pada akhirnya semua itu hanya berakhir pada rencana omong kosong belaka. Aku stres setengah mati. Aku bahkan sudah kehilangan semangat, apakah seumur hidup waktuku akan habis untuk mengurus anak tanpa bisa menulis lagi. Sampai mati. Oh, sungguh, melelahkan sekali dan membosankan setengah mati. Ya Allah Gusti, waktu itu doaku hanya ingin segera menyusul almarhumah ibuku saja saking lelahnya. Akhi

Ngeblog untuk Cari Duit?

Day 2 - Alasan Mulai Ngeblog Tidak satu atau dua kali saya punya keinginan untuk menjadikan blog saya sebagai ladang untuk menambah penghasilan. Sudah banyak teman-teman saya yang berhasil di bidang ini. Saya akui, mereka memang konsisten untuk mengembangkan diri di bidang blogging hingga bisa berkarir bagus di dunia digital marketing. Kalau dipikir-pikir, saya sebenarnya juga punya potensi yang sama. Saya tidak buruk dalam menulis. Walaupun saya mengaku, saya masih butuh banyak belajar di bidang visual, baik itu desain grafis atau fotografi. Bagian ini sih yang bikin saya sering minder untuk nggak melanjutkan keinginan saya memonetisasi blog saya sebagai lahan cari duit. Saya merasa nggak pinter, atau mungkin kurang gigih belajar di bidang visual.  Huhu, iya aku malesan banget, gaes... Aku akui itu. Tapi pada dasarnya, sejak awal saya bikin blog ini murni untuk bersenang-senang. Saya suka sekali menulis. Tentu saja menuliskan pengalaman, alias curhat! hehe. Walaupun saya ekstrovert, p

Nama dan Makna

Day 1 - Arti nama blog Dulu sekali, nama blog saya adalah "Bunga Berakar". Terdengar picisan dan sedikit alay ya? Hehehe. Tapi nggakpapa, dulu nama itu kupilih karena diinspirasi dari kawan dekat saat SMP.  Dia pernah berkata kalau bunga itu diibaratkan sebagai perempuan. Akar merupakan bagian dari tumbuhan yang dianggap sebagai tonggak utama. Yang biasanya menguatkan. Jadi ya kira-kira begitu. Bunga berakar merupakan medium saya untuk menulis ketika saya mulai lemah menghadapi kisah kasih kesah kehidupan. Saya merasa harus menjadi sosok perempuan yang kuat. Sehingga ketika saya merasa lelah dan lemah, maka saya menulis, untuk menguatkan. Seiring berjalannya waktu, saya mulai dikenal dengan nama Muthia Sayekti. Ini nama asli saya, bukan sekedar nama pena. Meskipun ada nama lengkap saya yang lebih panjang, tapi Muthia Sayekti lebih familiar bagi orang banyak. Perlahan... Saya mulai malu menyebut nama bunga berakar lagi. Entah kenapa. Nampak terlalu flowery... Sedangkan kelakua