Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2015

Menanggapi #Selfi4Siauw Secara Rasional

Baru-baru saja trending topic world wide (TTWW) diramaikan dengan #Selfie4Siauw. Hal ini dipicu dari postingan Felix Siauw yang dianggap masyarakat luas bahwa Selfie adalah haram. Saya, secara pribadi, yang masih sering selfie pun merasa takjub dengan animo masyarakat luas, bahkan dunia dalam menanggapi hal ini. Terang saja, selfie sebagai implementasi bentuk narsisme memang sudah menjadi trend bahkan budaya. Tidak hanya yang muda, tetapi juga orang tua. Kamera ponsel zaman sekarang pun sudah sangat mendukung semua aspek masyarakat untuk sekedar mengambil foto dirinya sendiri. Bahkan hasil foto yang terlihat jauh lebih baik dari aslinya semakin memicu banyak orang untuk selfie. Sehingga tidak heran jika Ust. Felix Siauw merasa fenomena Selfie yang kian menjamur ini menjadi suatu " problem " bagi Islam, khususnya para muslimah. Saya di sini tidak sepenuhnya menyalahkan Ust. Felix Siauw yang menganggap Selfie sebagai " masalah ". Sebab apa yang dikatakan tokoh mua

Move On yang Sesungguhnya

Sudah 2015, masih belum move on ? Mungkin pertanyaan ini akan ditertawakan secara jamaah oleh mereka yang memang sudah benar-benar move on. Tapi bagi mereka yang masih gagal dalam resolusinya di kesekian-tahun-baru, maka pertanyaan di atas akan menjadi sebuah tamparan keras. Jelas saja demikian. Bagi para pembaca yang mungkin kenal dekat dengan saya,  pasti merasa tidak asing dengan tulisan-tulisan (hina) saya saat masa-masa galau dulu. Sini, saya kasih tahu... kalau sekarang saya masih jomblo. Aneh? Pasti kalian mengira bahwa saya sampai sekarang masih belum move on. Bukan, bukan karena saya nggak laku juga. Kalau saya mau, saya bisa saja pacaran. Tinggal bilang "iya" ke salah satu dari yang mau sama saya, selesai perkara. Saya nantinya lepas dari kehinaan jomblo yang mana sering di- bully di sosial media. Beberapa teman yang "kasihan" pada saya akhirnya mencoba mengenalkan beberapa teman lelakinya pada saya. Alih-alih untuk jadian, BBM-nya intens say

I am not charlie; Opposing #JeSuisCharlie

Media internasional hari ini dibuat heboh dengan kasus penembakan yang terjadi di kantor sebuah media cetak bernama Charlie Hebdo, di Perancis. Peristiwa yang telah menewaskan 12 orang wartawan dari koran yang sudah terkenal satir ini membuat banyak pihak semakin mengecam kaum muslim beragama yang dinilai radikal dan ekstremis. Masyarakat dari berbagai kalangan, khususnya wartawan dan para kartunis pun melakukan aksi solidaritas dengan membuat slogan "Je suis Charlie", yang artinya "Saya Charlie" dalam Bahasa Indonesia. Setelah kasus ini mencuat di media, kaum muslim di Perancis mulai tersudut posisinya. Bahkan dalam sebuah artikel yang dipublikasikan oleh New York Times, pun menyatakan keheranan dengan pandangan sosial yang begitu menyudutkan penganut agama Islam sebagai pihak yang bersalah dalam hal ini. Padahal isu yang diluncurkan oleh Charlie Hebdo sendiri bukan hanya menyudutkan Islam. Sebab karikatur yang diusut sebagai benang merah masalah ini bergambar Al