Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2014

(Un)Fairy Tale #16 - Penyesalan Hanung

Hanung melihat sosok perempuan yang lebih anggun dari sosok yang ia temui dua tahun yang lalu. Pertemuan terakhir yang sebenarnya tidak memberi arah kepastian pada keduanya, entah harus berpisah atau tetap bersama. Yang ia ingat, dua tahun yang lalu, ia telah membuat seorang perempuan yang dulu begitu ia cintai berlinang air mata di hadapannya. Karena ketidaksetiaannya, karena ketidakpastiannya. "Aku sayang kamu, Hanung." begitu jelas ingatannya ketika Astrid mengiba dan berkata bahwa Astrid begitu mencintainya. Sambil berlinang air mata, Astrid mencoba untuk mengiba, meminta kepastian, menuntut kesetiaan. Kehadiran bidadari lain yang ada di sekitarnya membuat Hanung berhasil menciptakan kecewa di hati perempuan yang dicintainya. "Aku tahu." hanya itu yang bisa Hanung katakan. Tidak ada kalimat 'Aku pun menyayangimu' atau sejenisnya dari mulut Hanung di pertemuan terakhir itu. Ia merasa di persimpangan jalan. Ia butuh kehadiran, Astrid tidak mampu member

(Un)Fairy Tale #15 - Senyum Yang Sama Seperti Pertemuan Pertama

Jumat yang melelahkan, sama seperti hari lainnya. Walaupun konon katanya Jumat adalah 'hari pendek', Astrid tetap saja sibuk seperti hari-hari lainnya. Ia bahkan hampir lupa bahwa ia memiliki janji dengan seseorang. "Halo, Assalamualaykum..." kata Astrid membuka percakapan di telepon sambil menyandarkan punggungnya di tembok mushola. Ia asal saja mengangkat telepon tanpa terlebih dulu melihat siapa peneleponnya. "Wa'alaykumsalam. Lagi dimana, Trid?" Astrid yang sedang mengatur nafas, baru menyadari bahwa Hanung yang meneleponnya. Seketika ia melihat arlojinya, masih pukul 11.15. "Eh, kamu. Aku masih di kampus nih. Gimana?" "Oh, ya udah. Kamu habis ini udah nggak ada kegiatan kan?" "Enggak kok. Ini cuma leren bentar di musholla habis itu pulang ke kost. Jadi mau jemput jam berapa? Kamu nggak Jumatan dulu?" kata Astrid berpura-pura tidak lupa dengan janjinya untuk pergi siang ini bersama Hanung. "Jumatan dulu

(Un)Fairy Tale #14 - Diajak Bertemu Lagi

"Mimpi itu kenapa harus teringat lagi?" Astrid beristighfar lebih khusyuk dari sebelumnya. Ia menarik nafas dalam-dalam mencoba mencari ketenangan batin dari firasatnya sendiri. Ada kekhawatiran tersendiri yang muncul dari benaknya. Sudah hampir dua tahun ia tidak berkomunikasi dengan Hanung. Selama itu pula ia sudah hampir berhasil melupakannya. Kini ia seperti merasa tersedak secara tiba-tiba. Bayangan yang muncul di sujud terakhirnya itu seakan menjadi sebuah pertanda baginya. Sesampainya di kost, ia memutuskan untuk segera mandi dan istirahat. Astrid tidak ingin berpikiran macam-macam. Tugas kuliah, tanggung jawab, dan amanahnya sudah berhasil membuatnya cukup pusing. Ia tidak ingin bayangan Hanung akan menambah beban di kepalanya. Bersama air dingin, ia berharap mampu mendinginkan kepalanya akan panasnya memori dan kenangan. Setelah solat Isya, tiba-tiba ponsel Astrid berdering. Ada telepon masuk dari nomor yang tidak terdaftar di kontaknya. "Hallo..."

(Un)Fairy Tale #13 - Mimpi Masa Lalu

Waktu terus berlalu tanpa ku sadari yang ada hanya.. aku dan kenangan masih teringat jelas senyum terakhir yang kau beri untukku Tak pernah ku mencoba dan tak ingin ku mengisi hatiku dengan cinta yang lain kan ku biarkan ruang hampa dalam hatiku Bila aku... harus mencintai, dan berbagi hati... itu hanya denganmu Namun bila ku harus tanpamu Akan ku arungi hidup tanpa bercinta Astrid yang sedang asik memilih buku di toko buku sore itu mendadak terhenyak dengan lagu yang diputar di dalam toko tersebut. Ia kenal betul dengan lagu itu, lagu jaman SD atau SMP, lagu dari sebuah band yang bernama Element. Tapi apa judulnya ia tak tahu pasti. " Lagunya desperate banget," katanya dalam hati. Tanpa banyak menghiraukan, ia pun melanjutkan aktivitas perburuan bukunya. Setelah tenggelam dalam keasikan bersama banyak pilihan, akhirnya ia segera membayar buku yang telah ia pilih dan segera pulang. Setelah melihat arloji yang ada di tangannya, Astrid baru sadar bahwa suda

Happy Birthday Niken :)

Little present for my great friend there... <3 b="">

Sedikit Cerita dari Peksimida

Di waktu-waktu terakhir saya dalam rebahan badan yang begitu nyaman, saya mencoba menyempatkan menulis ini. Cerita singkat dari kota mendoan, Purwokerto. Kesempatan saya bisa menjajaki kota ini dimulai dari keisengan saya mengikuti seleksi pencarian delegasi kampus untuk dikirim ke dalam kompetisi PEKSIMIDA (Pekan Seni Mahasiswa Daerah) Jawa Tengah. Kompetisi ini dibagi menjadi beberapa tangkai lomba dan lomba yang saya ikuti adalah penulisan karya sastra. Lomba penulisan karya sastra sendiri masih dibagi menjadi tiga yaitu penulisan puisi, cerpen, dan lakon. Awalnya saya mendaftarkan diri untuk mengikuti lomba penulisan cerpen. Namun saat hari pelaksanaan lomba, Pak Tarno, sang pengoordinir urusan kemahasiswaan kampus menyatakan bahwa peserta diizinkan untuk mengikuti lomba lebih dari satu selama tidak melebihi waktu yang disediakan. Akhirnya saya iseng membuat sebuah puisi singkat yang atas kuasa-Nya bisa membawa saya berangkat bersama orang-orang terpilih ke Purwokerto mewakil

(Un)Fairy Tale #12 - Wejangan Di Tengah Ibukota

Episode kali ini bercerita ketika Astrid menjejaki perjalanannya di Jakarta. Ia yang diundang ke acara pernikahan sepupunya, akhirnya berangkat mewakili keluarganya untuk bersilaturahim sekaligus menjejaki ibukota seorang diri. "Perasaan baru kemarin kita bobok bareng, curhat semalaman ngomongin masalah cowo, sekarang udah mau married aja ya kamu, Na." kata Astrid kepada Ana yang sudah bersiap diri sambil menunggu tukang rias yang tak kunjung datang. "Waktu, nggak penah bisa dikira-kira. Kadang berasa lama, tapi banyak juga yang bilang nggak kerasa." jawab Ana sambil tertawa. Ya, waktu selalu begitu. Waktu terlalu lama untuk bertandang dalam konteks penantian. Namun ia tidak akan terasa lama ketika ia disandingkan pada jebakan rasa nyaman. Astrid tidak tahu pasti, tapi ia tahu bahwa kini ia dan Ana sudah sama-sama dewasa. Hingga akhirnya Ana lebih dulu melangkah daripada Astrid. "Habis ini mau nginep dimana, Trid?" tanya Ana. "Nggak nginep k