Langsung ke konten utama

(Un)Fairy Tale #14 - Diajak Bertemu Lagi

"Mimpi itu kenapa harus teringat lagi?"

Astrid beristighfar lebih khusyuk dari sebelumnya. Ia menarik nafas dalam-dalam mencoba mencari ketenangan batin dari firasatnya sendiri. Ada kekhawatiran tersendiri yang muncul dari benaknya. Sudah hampir dua tahun ia tidak berkomunikasi dengan Hanung. Selama itu pula ia sudah hampir berhasil melupakannya. Kini ia seperti merasa tersedak secara tiba-tiba. Bayangan yang muncul di sujud terakhirnya itu seakan menjadi sebuah pertanda baginya.

Sesampainya di kost, ia memutuskan untuk segera mandi dan istirahat. Astrid tidak ingin berpikiran macam-macam. Tugas kuliah, tanggung jawab, dan amanahnya sudah berhasil membuatnya cukup pusing. Ia tidak ingin bayangan Hanung akan menambah beban di kepalanya. Bersama air dingin, ia berharap mampu mendinginkan kepalanya akan panasnya memori dan kenangan.

Setelah solat Isya, tiba-tiba ponsel Astrid berdering. Ada telepon masuk dari nomor yang tidak terdaftar di kontaknya.

"Hallo..." kata Astrid mengawali percakapan tanpa curiga.

"Assalamualaykum Astrid." Astrid terhenyak mendengar suara dari seberang ponselnya.

"Wa... waalaykumsalam," jawab Astrid terbata-bata seperti masih tidak percaya. "I... ini Hanung?"

"Iya, Trid. Ini aku. Kamu apa kabar?"

"Allahu Akbar. Manusia ini kenapa tiba-tiba harus hadir lagi ya Allah. Ternyata benar firasatku sore tadi" kata Astrid dalam hati. "Alhamdulillah baik. Ada apa, Nung?"

"Aduh, nanyamu kok to the point gitu sih? Apa nggak boleh aku nelepon kamu tanpa harus ada apa-apa? Hehe" kata Hanung mencoba mengakrabi. Astrid berada dalam persimpangan. Dalam hati ia merasa muak. Kenapa Hanung harus hadir lagi setelah ia sudah bersusah payah bahkan hampir berhasil melupakannya. Namun di sisi lain, Astrid pun merasa senang jika mendapati Hanung masih mengingatnya, masih sudi untuk menghubunginya, entah apa pun alasannya. "Ya Rabbi, jangan masukkan aku ke dalam jurang cintanya lagi,"

"Iya, nggak apa-apa sih. Kamu apa kabar juga by the way?" Astrid pun mencoba untuk bersikap senatural mungkin.

"Alhamdulillah, baik. Sebentar lagi penelitianku selesai. Doain aja ya supaya lancar, biar tahun ini bisa wisuda  S.Ked. dan tahun depan bisa langsung koas."

"Bahkan tanpa perlu kau minta, aku sudah selalu mendoakan kebaikanmu, Hanung."

"Iya, insya Allah selalu diberi kemudahan dan kelancaran ya. Jangan lupa syukuran, ajak aku juga. hahaha" kata Astrid setengah bercanda.

"Insya Allah, pasti kamu aku ajak dong. Kamu juga kayaknya tambah keren ya sekarang. Tulisannya sering dimuat di media, jadi mahasiswa teladan juga di kampus."

"Bagaimana ia bisa tahu? Apakah ia juga diam-diam sering memperhatikan aktivitasku? Mencari tahu bagaimana kabarku?"

"Hehe tahu darimana kamu? Yang keren bukan aku, itu kuasa-Nya Allah, Nung. Aku sendiri juga nggak nyangka kok." 

"Dari dulu aku tahu kok kalo kamu emang selalu punya potensi. Oh iya... ngomong-ngomong besok kamu free nggak?"

"Kuliah aja kok sampe jam 11. Kenapa?"

"Aku mau ke Solo, ada urusan sebentar di FK kampusmu. Habis itu aku jemput ya?"

Astrid pun semakin terhenyak, tidak menjawab, dan sepertinya tidak akan menjawab tidak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Info Harga Sewa Gedung Pernikahan (Venue for Wedding Package) di Semarang

Halo, semuanya... Lokasi Alam Indah Resto - dok. pribadi Jumat ini rasanya saya agak buntu ingin menulis apa. Akhirnya saya membuka sebuah forum pertanyaan di IG Story untuk mencari inspirasi, kira-kira tema apa yang menarik untuk saya ulas di blog pekan ini. Beberapa merekomendasikan untuk menulis hal-hal yang sifatnya personal. Ada juga yang menyarankan saya untuk menulis beberapa tema terkait masalah psikologi (mungkin karena dua buku yang saya tulis isu sentralnya psikologi populer ya hehe). Tapi, akhirnya hati saya kok malah condong menulis ini... Hehehe... Sekalian sharing  saja sih. Saya memang sedang mempersiapkan pernikahan. Pun, untuk urusan perkuliahan, saya kebetulan juga concern  untuk meneliti dunia industri pernikahan. Jadi, ya sekali tepuk bolehlah 3-4 urusan bisa diselesaikan. Mohon doanya ya semoga semuanya lancar dan segala sesuatunya dipermudah. Semoga juga nggak ada yang julid doain yang jelek-jelek.. hihi ups... *istighfar* Jadi di sini, saya akan

Konsep Suguhan Pernikahan dan Segala Resikonya

Beberapa hari yang lalu, saya merasa tersentil dengan komik singkat karya mas Dody YW yang diunggah melalui fanspage FB-nya " Goresan Dody ". Jujur, saya merasa tersentil sekaligus baper. Memang apa sih isi komiknya? Nih, berikut media komiknya saya lampirkan: Adab Makan sambil Duduk credits: FP Goresan Dody Sebagai individu yang sejak lahir di Semarang sampai lulus SMA, saya memang lebih familiar dengan konsep pernikahan yang menyuguhkan hidangan secara prasmanan. Para tamu disetting untuk antre makanan dan setelah dapat harus berdiri sambil berdesak-desakan untuk makan. Apakah tidak ada kursi? Biasanya ada, tapi jumlahnya hanya 1/10 dari jumlah undangan yang hadir. Berbeda dengan konsep pernikahan yang ada di Solo Raya (Sukoharjo, Klaten, Wonogiri, Karanganyar, Sragen), pernikahan dengan cara piring terbang masih mudah untuk ditemui. Meskipun beberapa ada yang sudah beralih dengan menggunakan konsep prasmanan, tetapi piring terbang masih jadi andalan. Pola menuny

Resensi Novel "Heart Emergency"

Judul Buku : Heart Emergency Penulis : Falla Adinda Penerbit : Bukune Sesuai sub judul dari novel ini yang bertuliskan "pahit manis cinta dokter muda" dan berbasis "Personal Literature", novel ini mengisahkan seorang Falla yang saat itu masih menjadi ko-ass di sebuah Rumah Sakit yang letaknya jauh dari tempat tinggalnya, memaksa ia untuk menjalani Long Distance Relationship dengan pacarnya saat itu yang bernama Reza tapi biasa dijuluki dengan sebutan Bul. Falla dan Reza telah menjalin hubungan selama 5 tahun. Namun seiring berjalannya waktu, kesibukan dan beban Falla sebagai ko-ass membuat Reza tidak bisa menerima keluh kesah dari kekasihnya tersebut hingga akhirnya mereka memutuskan untuk mengakhiri hubungan kisah cinta mereka yang telah berjalan selama 5 tahun. Sejak saat itu pula Falla menjadi malas dan tidak percaya bahwa Long Distance Relationship itu dapat bertahan lama. Namun keteguhan hati Falla akhirnya luluh saat bertemu Yama. Laki-laki yang