Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2015

Kisah Gelisah Mahasiswa Sasing UNS #1

Teruntuk adik-adik tingkatku Sastra Inggris UNS yang begitu kucintai, tulisan ini kubuat untuk  menyampaikan kegelisahanku selama empat tahun ini. Tulisan ini kuharap juga bisa menyelamatkan masa depanmu dengan belajar dari kesalahanku dan para seniormu yang lebih dulu merasakan pahit manisnya menjadi mahasiswa Sasing. Tulisan ini kubuat setelah mengamati, merenung, dan mencoba mencari celah dari berbagai masalah. Dan dengan tulisan ini pula, kuharap masih ada kesempatan bagiku untuk menyelamatkan generasi selanjutnya. oke, cukup ya prolog melankolisnya. Langsung saja... Adik-adikku yang kusayang, saat kalian dinyatakan diterima sebagai mahasiswa jurusan Sastra Inggris, aku percaya kalian tidak merasakan euforia yang sama seperti mahasiswa jurusan lainnya.Tidak seperti mahasiswa baru Fakultas Kedokteran, Ekonomi, atau Komunikasi. Sastra seringnya hanya dianggap jurusan "kelas dua", alias jurusan pilihan kedua. Di saat Osmaru, kalian bisa buktikan sendiri. Berinteraks

Shinkansen Bekas di Indonesia

Saat melihat Subway dan Shinkansen yang ada di Jepang, seketika saya teringat pada tulisan Anif Punto yang dibukukan dengan judul “Negara Kuli”. Kalau tak salah ingat, salah satu tulisannya menyebutkan bahwa negeri kita tercinta ini merupakan Negara yang penuh dengan barang rongsokan , alias barang bekas.   Ini terbukti di berbagai aspek teknologi yang ada di Indonesia. Salah satu contohnya adalah KRL Commuter Line yang ada di daerah Jabodetabek saat ini. Bagi yang tidak berdomisili dan tinggal di sana, mungkin belum pernah merasakan transportasi umum ini. Tapi sekedar informasi saja, KRL yang kini begitu vital bagi warga Jakarta dan sekitarnya ini memang di- import dari Jepang. Impor yang dimaksud di sini tidak serta merta Jepang memproduksi gerbong-gerbong baru untuk selanjutnya dibeli oleh Indonesia. Tidak, tidak seperti itu. Keuangan Indonesia tidak mampu membeli yang baru. Sehingga, subway yang sudah tidak layak pakai di Jepang akan diekspor ke Indonesia.

Negeri Visioner - Jenesys 2.0 Batch 11 Mass Media

Memasuki hari ketiga, 25 Februari 2015, seluruh peserta Jenesys 2.0 Batch 11 mendapat kesempatan untuk mengunjungi salah satu museum yang bernama Miraikan. Ini merupakan museum nasional yang menampilkan tekhnologi mutakhir. Lokasinya terletak di Daiba, Tokyo.   Tidak seperti kebanyakan museum yang ada di Indonesia, Miraikan menampilkan sesuatu yang lain dari sudut pandang saya. Sesuai dengan namanya yang berarti “masa depan”, museum ini sama sekali tidak menampilkan hal-hal yang berbau masa lalu. Sekali pun ada, itu hanya secuil dari sekian benda yang dipamerkan.   Beberapa contoh seperti kutipan berikut: Gambar 1 (Atas) : “Message from Le Corbusier – When old ways of doing things leave you stranded, try an approach based on an entirely new concept unconstrained by the old methods and assumptions. ” Gambar 2 (Bawah): ALTERNATIVE CREATIVITY - New ideas unconstrained by traditional values give us the ability to create new things ” Keduanya m