Langsung ke konten utama

(Un)Fairy Tale #15 - Senyum Yang Sama Seperti Pertemuan Pertama

Jumat yang melelahkan, sama seperti hari lainnya. Walaupun konon katanya Jumat adalah 'hari pendek', Astrid tetap saja sibuk seperti hari-hari lainnya. Ia bahkan hampir lupa bahwa ia memiliki janji dengan seseorang.

"Halo, Assalamualaykum..." kata Astrid membuka percakapan di telepon sambil menyandarkan punggungnya di tembok mushola. Ia asal saja mengangkat telepon tanpa terlebih dulu melihat siapa peneleponnya.

"Wa'alaykumsalam. Lagi dimana, Trid?" Astrid yang sedang mengatur nafas, baru menyadari bahwa Hanung yang meneleponnya. Seketika ia melihat arlojinya, masih pukul 11.15.

"Eh, kamu. Aku masih di kampus nih. Gimana?"

"Oh, ya udah. Kamu habis ini udah nggak ada kegiatan kan?"

"Enggak kok. Ini cuma leren bentar di musholla habis itu pulang ke kost. Jadi mau jemput jam berapa? Kamu nggak Jumatan dulu?" kata Astrid berpura-pura tidak lupa dengan janjinya untuk pergi siang ini bersama Hanung.

"Jumatan dulu kok, ini udah di maskam. Kamu pulang kost dulu gih, istirahat sambil siap-siap. Insya Allah jam 1 aku jemput ya."

"Ok, see you, then."

"Assalamualaykum."

"Waalaykumsalam." -klik-

"Pffiuhh~ untung nggak ketahuan kalo aku hampir saja lupa kalau ada janji dengannya." kata Astrid dalam hati setelah menutup telepon. Ia pun bergegas untuk pulang, bukan untuk istirahat, melainkan untuk mencari 'kostum terbaik' sebelum dijemput oleh Hanung. Ia kebingungan seperti gadis remaja yang hendak melakukan kencan pertama. Saat bercermin, ia juga merasa kesal dan tidak percaya diri melihat kantung matanya yang tidak bisa disembunyikan karena begadang beberapa malam terakhir.

Tidak ingin terlalu lama membuang waktu, Astrid yang melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul 12.15 pun segera mengambil air wudhu untuk solat Dhuhur.

"Ya Rabb, jika Engkau berhendak jadilah... maka jadilah. Engkau yang mengatur skenario hidup kami, maka berkahilah pertemuan kami siang ini. Hamba tak pernah tahu apa isi hatinya, hamba tak pernah tahu apa yang terbaik untuk kami berdua. Engkau Maha Mengetahui, sedang aku tidak mengetahui. Jangan biarkan hamba mengharap sesuatu selain dari-Mu, ya Rabb. Hamba begitu mencintaimu-Mu, maka jangan biarkan hamba mencintai hal lain selain Engkau. Amin"

Waktu yang dijanjikan pun akhirnya tiba. Tepat pukul satu siang, Hanung sudah sampai di depan kost Astrid. Kamar Astrid yang terletak di lantai dua pun bisa melihat mobil yang berhenti di depan kost-nya dari jendela kamarnya. Ia mencoba melihat seseorang yang ada di dalam mobil tersebut. Namun karena silaunya sinar matahari dan halauan jendela mobil membuatnya tidak bisa melihat jelas sosok yang ada di dalam mobil tersebut.

"Aku udah di depan." SMS dari Hanung pun memanggilnya untuk segera bergegas.

Saat membuka pintu kost dan hendak keluar, degup jantung Astrid mendadak tidak karuan iramanya. "Hampir dua tahun kami tidak berjumpa. Seperti apa dia sekarang? Apakah ia juga merasa degup jantung yang tidak karuan seperti yang ku rasakan sekarang?"

Astrid mencoba untuk menarik nafas perlahan, mencoba bersikap senatural mungkin. Ia sudah menyiapkan senyum dan penampilan terbaiknya, sampai ia keluar dan melihat sosok laki-laki bertubuh tinggi besar di luar pagar kost-nya.

"Assalamualaykum, Astrid." sambil tersenyum, sosok laki-laki itu menyapa hangat.

"Wa'alaykumsalam, Hanung." Astrid pun membalas senyum itu, senyum yang tidak banyak berubah dari dua tahun yang lalu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Info Harga Sewa Gedung Pernikahan (Venue for Wedding Package) di Semarang

Halo, semuanya... Lokasi Alam Indah Resto - dok. pribadi Jumat ini rasanya saya agak buntu ingin menulis apa. Akhirnya saya membuka sebuah forum pertanyaan di IG Story untuk mencari inspirasi, kira-kira tema apa yang menarik untuk saya ulas di blog pekan ini. Beberapa merekomendasikan untuk menulis hal-hal yang sifatnya personal. Ada juga yang menyarankan saya untuk menulis beberapa tema terkait masalah psikologi (mungkin karena dua buku yang saya tulis isu sentralnya psikologi populer ya hehe). Tapi, akhirnya hati saya kok malah condong menulis ini... Hehehe... Sekalian sharing  saja sih. Saya memang sedang mempersiapkan pernikahan. Pun, untuk urusan perkuliahan, saya kebetulan juga concern  untuk meneliti dunia industri pernikahan. Jadi, ya sekali tepuk bolehlah 3-4 urusan bisa diselesaikan. Mohon doanya ya semoga semuanya lancar dan segala sesuatunya dipermudah. Semoga juga nggak ada yang julid doain yang jelek-jelek.. hihi ups... *istighfar* Jadi di sini, saya akan

Konsep Suguhan Pernikahan dan Segala Resikonya

Beberapa hari yang lalu, saya merasa tersentil dengan komik singkat karya mas Dody YW yang diunggah melalui fanspage FB-nya " Goresan Dody ". Jujur, saya merasa tersentil sekaligus baper. Memang apa sih isi komiknya? Nih, berikut media komiknya saya lampirkan: Adab Makan sambil Duduk credits: FP Goresan Dody Sebagai individu yang sejak lahir di Semarang sampai lulus SMA, saya memang lebih familiar dengan konsep pernikahan yang menyuguhkan hidangan secara prasmanan. Para tamu disetting untuk antre makanan dan setelah dapat harus berdiri sambil berdesak-desakan untuk makan. Apakah tidak ada kursi? Biasanya ada, tapi jumlahnya hanya 1/10 dari jumlah undangan yang hadir. Berbeda dengan konsep pernikahan yang ada di Solo Raya (Sukoharjo, Klaten, Wonogiri, Karanganyar, Sragen), pernikahan dengan cara piring terbang masih mudah untuk ditemui. Meskipun beberapa ada yang sudah beralih dengan menggunakan konsep prasmanan, tetapi piring terbang masih jadi andalan. Pola menuny

Resensi Novel "Heart Emergency"

Judul Buku : Heart Emergency Penulis : Falla Adinda Penerbit : Bukune Sesuai sub judul dari novel ini yang bertuliskan "pahit manis cinta dokter muda" dan berbasis "Personal Literature", novel ini mengisahkan seorang Falla yang saat itu masih menjadi ko-ass di sebuah Rumah Sakit yang letaknya jauh dari tempat tinggalnya, memaksa ia untuk menjalani Long Distance Relationship dengan pacarnya saat itu yang bernama Reza tapi biasa dijuluki dengan sebutan Bul. Falla dan Reza telah menjalin hubungan selama 5 tahun. Namun seiring berjalannya waktu, kesibukan dan beban Falla sebagai ko-ass membuat Reza tidak bisa menerima keluh kesah dari kekasihnya tersebut hingga akhirnya mereka memutuskan untuk mengakhiri hubungan kisah cinta mereka yang telah berjalan selama 5 tahun. Sejak saat itu pula Falla menjadi malas dan tidak percaya bahwa Long Distance Relationship itu dapat bertahan lama. Namun keteguhan hati Falla akhirnya luluh saat bertemu Yama. Laki-laki yang