Langsung ke konten utama

Nama dan Makna





Day 1 - Arti nama blog

Dulu sekali, nama blog saya adalah "Bunga Berakar". Terdengar picisan dan sedikit alay ya? Hehehe. Tapi nggakpapa, dulu nama itu kupilih karena diinspirasi dari kawan dekat saat SMP. 

Dia pernah berkata kalau bunga itu diibaratkan sebagai perempuan. Akar merupakan bagian dari tumbuhan yang dianggap sebagai tonggak utama. Yang biasanya menguatkan. Jadi ya kira-kira begitu. Bunga berakar merupakan medium saya untuk menulis ketika saya mulai lemah menghadapi kisah kasih kesah kehidupan. Saya merasa harus menjadi sosok perempuan yang kuat. Sehingga ketika saya merasa lelah dan lemah, maka saya menulis, untuk menguatkan.

Seiring berjalannya waktu, saya mulai dikenal dengan nama Muthia Sayekti. Ini nama asli saya, bukan sekedar nama pena. Meskipun ada nama lengkap saya yang lebih panjang, tapi Muthia Sayekti lebih familiar bagi orang banyak. Perlahan... Saya mulai malu menyebut nama bunga berakar lagi. Entah kenapa. Nampak terlalu flowery... Sedangkan kelakuan saya aslinya nggak patut kalo memakai nama itu. Hahaha lebay ya? 

Jadilah, saya ganti nama blog ini dengan nama saya sendiri. 

Selain untuk membuat jejak digital tentang diri sendiri, saya juga ingin belajar lebih apa adanya. Realistis dengan diri saya seutuhnya meskipun di dunia maya. 

Saya sebenarnya tidak berniat untuk melakukan personal branding atau apapun itu melalui pengubahan nama blog ini. Tapi saya berniat agar orang-orang yang ingin membaca tulisan remeh temeh saya di blog ya tidak kesulitan mencari. Alasan praktis saja sih sebenarnya.

Intinya, dengan menggunakan nama asli saya, saya lebih percaya diri tanpa berusaha menjadi bunga atau bunga yang berakar. Saya tidak lagi bercita-cita untuk jadi perempuan kuat yang cantik jelita seperti bunga. Saya hanya ingin jadi manusia biasa saja. Seutuhnya manusia, yang kadang gembira karena hal-hal sederhana, sedih karena tidak bisa mewujudkan cita-cita, kecewa karena harapan tidak sesuai kenyataan, dan seterusnya. 

Saya lebih ringan menulis dengan nama Muthia Sayekti sebagaimana adanya saya. Yang sesekali rapuh, gagal, dan mengecewakan tapi masih diberi kesempatan hidup untuk mengalami banyak hal lagi. 

Ya, kurang lebih begitu ya.

Hehe.

P.S. Maaf baru gabung di BPN Ramadhan di hari ketiga. Mencoba merapel, semoga istiqomah. 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Info Harga Sewa Gedung Pernikahan (Venue for Wedding Package) di Semarang

Halo, semuanya... Lokasi Alam Indah Resto - dok. pribadi Jumat ini rasanya saya agak buntu ingin menulis apa. Akhirnya saya membuka sebuah forum pertanyaan di IG Story untuk mencari inspirasi, kira-kira tema apa yang menarik untuk saya ulas di blog pekan ini. Beberapa merekomendasikan untuk menulis hal-hal yang sifatnya personal. Ada juga yang menyarankan saya untuk menulis beberapa tema terkait masalah psikologi (mungkin karena dua buku yang saya tulis isu sentralnya psikologi populer ya hehe). Tapi, akhirnya hati saya kok malah condong menulis ini... Hehehe... Sekalian sharing  saja sih. Saya memang sedang mempersiapkan pernikahan. Pun, untuk urusan perkuliahan, saya kebetulan juga concern  untuk meneliti dunia industri pernikahan. Jadi, ya sekali tepuk bolehlah 3-4 urusan bisa diselesaikan. Mohon doanya ya semoga semuanya lancar dan segala sesuatunya dipermudah. Semoga juga nggak ada yang julid doain yang jelek-jelek.. hihi ups... *istighfar* Jadi di sini, saya akan

Konsep Suguhan Pernikahan dan Segala Resikonya

Beberapa hari yang lalu, saya merasa tersentil dengan komik singkat karya mas Dody YW yang diunggah melalui fanspage FB-nya " Goresan Dody ". Jujur, saya merasa tersentil sekaligus baper. Memang apa sih isi komiknya? Nih, berikut media komiknya saya lampirkan: Adab Makan sambil Duduk credits: FP Goresan Dody Sebagai individu yang sejak lahir di Semarang sampai lulus SMA, saya memang lebih familiar dengan konsep pernikahan yang menyuguhkan hidangan secara prasmanan. Para tamu disetting untuk antre makanan dan setelah dapat harus berdiri sambil berdesak-desakan untuk makan. Apakah tidak ada kursi? Biasanya ada, tapi jumlahnya hanya 1/10 dari jumlah undangan yang hadir. Berbeda dengan konsep pernikahan yang ada di Solo Raya (Sukoharjo, Klaten, Wonogiri, Karanganyar, Sragen), pernikahan dengan cara piring terbang masih mudah untuk ditemui. Meskipun beberapa ada yang sudah beralih dengan menggunakan konsep prasmanan, tetapi piring terbang masih jadi andalan. Pola menuny

Review Buku "Rules of Love" by Esty Dyah Imaniar - Sebuah Panduan Cinta Anti Baper (Katanya)

Sejak kapan kepentingan tentang "cinta" perlu ada panduannya? Memang siapa Esty kok berani-beraninya menulis panduan tentang cinta yang berbumbu disclaimer  "NO BAPER BAPER CLUB"? Pacaran saja belum tidak pernah. Patah hati saja belum punya (banyak) pengalaman. Kok bisa-bisanya menulis buku, judulnya "Rules of Love". Ckckck... Bagi sebagian kalangan, topik tentang cinta memang sesempit dunia relasi antara dua manusia berbeda lawan jenis yang memiliki ketertarikan rasa. Padahal, "cinta" bagi orang-orang seperti mba Esty (dan juga saya) memiliki makna yang lebih universal. Cinta kepada sesama manusia tentunya, tapi tidak selalu berkutat pada pasangan. Juga cinta kepada makhluk hidup lain yang ada di dunia ini sebagai bentuk ciptaan-Nya. Saya memang pernah jadi bucin alias budak cinta. Gagal berelasi dengan seseorang, hmm ya beberapa orang sih tapi yang membekas betul hanya seorang (eh tapi bukan berarti saya belum move on lho ya), hingg