Hanya 10 pertemuan tapi berhasil membawa banyak perubahan.
Sore ini merupakan pertemuan ke-8 dan masih ada dua pertemuan lagi. Entah benar atau hanya sekedar persepsi pribadi, SOBAT (akronim dari SOTO BABAT) ini sudah memberi banyak perubahan dalam hidup saya. Saya yang dulu hanya menulis dengan gaya bahasa menye-menye, berbasis curhat picisan, dan tergantung mood, sekarang bisa berubah haluan. Saya merasa tulisan saya semakin tegas dengan isinya, berbasis pada apa yang saya pelajari, dan mampu bertahan dalam tekanan deadline. Percaya? Saya sendiri juga hampir tidak percaya.
Sejak saya menjadi bagian dari SOBAT, saya merasa malu untuk terus menulis tulisan yang cengeng dan berbau labil.
Ya, saya memang masih diizinkan untuk menulis literatur bernuansa romansa, tetapi harga diri saya berkata saya pantang menulis untuk mengiba. Sekali pun saya harus "curhat" di dalam tulisan saya maka saya membuat patokan bahwa saya sudah harus mampu mengambil hikmah dari selipan curhat tersebut. Tujuannya apa? Supaya para pembaca juga bisa teraduk emosinya dan mengambil hikmah dari masalah yang saya paparkan dalam tulisan saya.
Selain itu, menjadi bagian dari SOBAT memicu saya untuk terus belajar, banyak membaca, dan semakin peka. Kondisi saya yang dikelilingi orang-orang luar biasa di bidangnya masing-masing membuat saya juga tidak mau berdiam diri. Naluri seperti tidak mengizinkan saya untuk bertahan seadanya.
Jujur saja, kecintaan saya pada buku dan bacaan pun juga dimulai dari sini. Koleksi buku-buku saya pun terus bertambah. Daftar riwayat bacaan saya pun semakin beragam. Bacaan saya tidak lagi melulu fiksi yang menye-menye dan buku populer instant seperti sebelumnya. Jadi tidak heran jika semua ini berpengaruh pada pola pikir dan gaya tulisan saya.
Dengan tuntutan tugas yang tidak sedikit dan selalu diberi tenggat waktu, membuat saya mau tidak mau harus terus menulis. Saya dituntut profesional dan tidak melulu mencari pembenaran dengan berkata,"Males ah... lagi nggak mood nulis." Jika itu masih terjadi, berarti ada yang tidak beres dengan saya. Semua itu tidak sedikit pun membebani saya walaupun sesekali saya merasa jenuh dengan kejaran deadline selanjutnya.
Tulisan ini hanya opini pribadi, tidak bertujuan promosi apalagi mengen-mengeni. Tapi kalo ke depannya para pembaca sekalian memang tertarik ikutan gabung bareng SOBAT, insya Allah masih ada kesempatan.
Tunggu aja ya :)
Sore ini merupakan pertemuan ke-8 dan masih ada dua pertemuan lagi. Entah benar atau hanya sekedar persepsi pribadi, SOBAT (akronim dari SOTO BABAT) ini sudah memberi banyak perubahan dalam hidup saya. Saya yang dulu hanya menulis dengan gaya bahasa menye-menye, berbasis curhat picisan, dan tergantung mood, sekarang bisa berubah haluan. Saya merasa tulisan saya semakin tegas dengan isinya, berbasis pada apa yang saya pelajari, dan mampu bertahan dalam tekanan deadline. Percaya? Saya sendiri juga hampir tidak percaya.
Sejak saya menjadi bagian dari SOBAT, saya merasa malu untuk terus menulis tulisan yang cengeng dan berbau labil.
Ya, saya memang masih diizinkan untuk menulis literatur bernuansa romansa, tetapi harga diri saya berkata saya pantang menulis untuk mengiba. Sekali pun saya harus "curhat" di dalam tulisan saya maka saya membuat patokan bahwa saya sudah harus mampu mengambil hikmah dari selipan curhat tersebut. Tujuannya apa? Supaya para pembaca juga bisa teraduk emosinya dan mengambil hikmah dari masalah yang saya paparkan dalam tulisan saya.
Selain itu, menjadi bagian dari SOBAT memicu saya untuk terus belajar, banyak membaca, dan semakin peka. Kondisi saya yang dikelilingi orang-orang luar biasa di bidangnya masing-masing membuat saya juga tidak mau berdiam diri. Naluri seperti tidak mengizinkan saya untuk bertahan seadanya.
Jujur saja, kecintaan saya pada buku dan bacaan pun juga dimulai dari sini. Koleksi buku-buku saya pun terus bertambah. Daftar riwayat bacaan saya pun semakin beragam. Bacaan saya tidak lagi melulu fiksi yang menye-menye dan buku populer instant seperti sebelumnya. Jadi tidak heran jika semua ini berpengaruh pada pola pikir dan gaya tulisan saya.
Dengan tuntutan tugas yang tidak sedikit dan selalu diberi tenggat waktu, membuat saya mau tidak mau harus terus menulis. Saya dituntut profesional dan tidak melulu mencari pembenaran dengan berkata,"Males ah... lagi nggak mood nulis." Jika itu masih terjadi, berarti ada yang tidak beres dengan saya. Semua itu tidak sedikit pun membebani saya walaupun sesekali saya merasa jenuh dengan kejaran deadline selanjutnya.
Tulisan ini hanya opini pribadi, tidak bertujuan promosi apalagi mengen-mengeni. Tapi kalo ke depannya para pembaca sekalian memang tertarik ikutan gabung bareng SOBAT, insya Allah masih ada kesempatan.
Tunggu aja ya :)
Wow..saya barusan gabung ke sobat juga.
BalasHapusSepertinya menarik sekali..