Langsung ke konten utama

(Un)Fairy Tale #9 - Kalo Aku Idealis, Kalo Aku Aktivis

Kalo aku idealis, kalian masih mau nggak ngobrol sama aku?
Kalo aku aktivis, kalian masih mau nggak temenan sama aku? :')
 
"Admin Sasing resign. HMJ sekarang kudu ngurus birokrasi sendiri dan nggak ada yang bantuin lagi ngurus pencairan dana ke Dekanat," kata Karin saat jeda kuliah pagi itu. Astrid sudah menduga hari ini akan terjadi, hari dimana orang yang bekerja rodi setiap hari yang sering ia repoti perkara birokrasi HMJ akan mengundurkan diri.

"Aku udah ngira dari awal ujungnya bakal kayak begini. World Class University ini emang belum tau caranya memperlakukan karyawan-karyawan loyal semacam mbak Tina," jawab Astrid datar.

"Maksudnya?" tanya Ifa.

Astrid pun mulai berorasi. Ia jelaskan detil perkara mengapa mbak Tina akhirnya memutuskan untuk resign. Kesibukannya yang sedang melanjutkan studi S2 dan pekerjaannya yang segunung membuatnya menyerah secara perlahan. Entah itu pesanan dari dosen, mahasiswa, atau tekanan dari birokrasi fakultas yang ribetnya luar biasa memicu mbak Tina akhirnya angkat tangan. Telebih dengan gaji yang tidak seberapa, membuatnya tidak bisa berbuat apa-apa. Karin dan Ifa mulai mengangguk paham.

"Rank is just a number... Kasian, akreditasi Universitas kita A tapi ya cuma orang dalem yang tahu bobrok yang sebenernya. Mereka bangga punya mahasiswa dan karyawan yang berkualitas tapi nggak pernah mau tahu perjuangan yang sebenernya, yang mereka tahu cuma hasilnya... mereka... ," belum selesai Astrid berorasi, Ifa dan Karin pun langsung melotot dan memotong pembicaraannya.

"Alon-alon wae nek ngomong... Jiwa aktivismu nggak usah dikeluarin di sini juga kali, nek"

Ifa dan Karin seperti sedikit tercengang mendengar statement dari Astrid. Mereka berdua seperti agak malu melihat Astrid yang kadang bermulut sengit sedang berapi-api dengan idealismenya. Astrid yang mendadak dipotong orasinya pun menjadi malu setengah mati.

Ia merasa salah tempat dan partner untuk memaparkan opini dan ideologinya. 

Sekejap Astrid diam seribu bahasa. Ia merasa tertampar. Ia dalam hati berjanji pada dirinya sendiri, "Aku tidak akan lagi berbicara tentang ideologi di lingkungan ini. Tidak akan lagi."


Sepulangnya Astrid ke kost, ia terbaring lama di atas kasurnya sambil melihat galeri foto-fotonya bersama Ifa dan Karin. Dulunya Astrid memang tidak terlalu dekat dengan mereka berdua. Ia datang dari kumpulan yang berbeda dan memisahkan diri karena perbedaan prinsip dan idealisme. Astrid yang sudah terbiasa menjadi cewek mall, hobby dandan, dan suka jalan-jalan merasa lebih cocok bersama Ifa dan Karin.

Sekarang Astrid tetap suka ke mall, dandan, dan jalan-jalan. Tapi lihatlah, kesibukannya membuat ia mulai jarang jalan bertiga seperti sebelumnya. Lingkungan barunya mulai membentuk pribadi yang berbeda. Astrid sudah tidak lagi seru untuk diajak berbincang soal pacaran, fashion terbaru, dan gosip terbaru.

Sempat Ifa dan Karin menyarankan pada Astrid untuk tidak terlalu sibuk dengan kegiatan di luar agar sahabatnya itu bisa lulus tepat waktu. Mereka menyayangkan nilai-nilai Astrid yang sering naik turun dan tidak sestabil dulu. Padahal Astrid sedang senang-senangnya berkegiatan di luar dan mencari pencapaian-pencapaian baru. Ia merasa duduk di kelas hanyalah untuk mencari nilai. Pengalaman dan ilmu cuma sepersekiannya saja. Yah... idealisme-idealisme semacam itulah yang akhir-akhir ini membuat mereka bertiga clash akhir-akhir ini. Walaupun Astrid juga tidak bisa naif, bahwa ia masih ingin cumlaude seperti semester awal dulu. Nasihat Ifa dan Karin pun sering terpikir olehnya, tapi ia seperti tidak bisa berbuat apa-apa.

"Tidak mungkin aku meninggalkan mereka seperti yang sudah ku lakukan pada teman-temanku sebelumnya... Manusia pasti berubah, tapi aku picik jika harus berkali-kali meninggalkan pertemanan karena merasa bosan dan tidak nyaman oleh perbedaan prinsip dan idealisme."

"...Aku tidak boleh pergi... Aku hanya perlu mengontrol diri dan memilah-milah sendiri, dengan siapa dan harus bagaimana aku berbicara"

Sementara Astrid sibuk dengan kontemplasi panjangnya, HPnya pun berdering. Ia melihat Ifa mengirim SMS yang berbunyi, "Besok jalan yuk..."

Astrid pun tersenyum sendiri dan segera membalas SMS itu, "Hayuklah :)"

"Semoga mereka memang teman-teman yang pantas ku pertahankan. Semoga perubahanku saat ini juga tidak membuat mereka enggan menganggapku sebagai teman. Semoga... Love you both, nek..." kata Astrid dalam hati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Info Harga Sewa Gedung Pernikahan (Venue for Wedding Package) di Semarang

Halo, semuanya... Lokasi Alam Indah Resto - dok. pribadi Jumat ini rasanya saya agak buntu ingin menulis apa. Akhirnya saya membuka sebuah forum pertanyaan di IG Story untuk mencari inspirasi, kira-kira tema apa yang menarik untuk saya ulas di blog pekan ini. Beberapa merekomendasikan untuk menulis hal-hal yang sifatnya personal. Ada juga yang menyarankan saya untuk menulis beberapa tema terkait masalah psikologi (mungkin karena dua buku yang saya tulis isu sentralnya psikologi populer ya hehe). Tapi, akhirnya hati saya kok malah condong menulis ini... Hehehe... Sekalian sharing  saja sih. Saya memang sedang mempersiapkan pernikahan. Pun, untuk urusan perkuliahan, saya kebetulan juga concern  untuk meneliti dunia industri pernikahan. Jadi, ya sekali tepuk bolehlah 3-4 urusan bisa diselesaikan. Mohon doanya ya semoga semuanya lancar dan segala sesuatunya dipermudah. Semoga juga nggak ada yang julid doain yang jelek-jelek.. hihi ups... *istighfar* Jadi di sini, saya akan

Konsep Suguhan Pernikahan dan Segala Resikonya

Beberapa hari yang lalu, saya merasa tersentil dengan komik singkat karya mas Dody YW yang diunggah melalui fanspage FB-nya " Goresan Dody ". Jujur, saya merasa tersentil sekaligus baper. Memang apa sih isi komiknya? Nih, berikut media komiknya saya lampirkan: Adab Makan sambil Duduk credits: FP Goresan Dody Sebagai individu yang sejak lahir di Semarang sampai lulus SMA, saya memang lebih familiar dengan konsep pernikahan yang menyuguhkan hidangan secara prasmanan. Para tamu disetting untuk antre makanan dan setelah dapat harus berdiri sambil berdesak-desakan untuk makan. Apakah tidak ada kursi? Biasanya ada, tapi jumlahnya hanya 1/10 dari jumlah undangan yang hadir. Berbeda dengan konsep pernikahan yang ada di Solo Raya (Sukoharjo, Klaten, Wonogiri, Karanganyar, Sragen), pernikahan dengan cara piring terbang masih mudah untuk ditemui. Meskipun beberapa ada yang sudah beralih dengan menggunakan konsep prasmanan, tetapi piring terbang masih jadi andalan. Pola menuny

Resensi Novel "Heart Emergency"

Judul Buku : Heart Emergency Penulis : Falla Adinda Penerbit : Bukune Sesuai sub judul dari novel ini yang bertuliskan "pahit manis cinta dokter muda" dan berbasis "Personal Literature", novel ini mengisahkan seorang Falla yang saat itu masih menjadi ko-ass di sebuah Rumah Sakit yang letaknya jauh dari tempat tinggalnya, memaksa ia untuk menjalani Long Distance Relationship dengan pacarnya saat itu yang bernama Reza tapi biasa dijuluki dengan sebutan Bul. Falla dan Reza telah menjalin hubungan selama 5 tahun. Namun seiring berjalannya waktu, kesibukan dan beban Falla sebagai ko-ass membuat Reza tidak bisa menerima keluh kesah dari kekasihnya tersebut hingga akhirnya mereka memutuskan untuk mengakhiri hubungan kisah cinta mereka yang telah berjalan selama 5 tahun. Sejak saat itu pula Falla menjadi malas dan tidak percaya bahwa Long Distance Relationship itu dapat bertahan lama. Namun keteguhan hati Falla akhirnya luluh saat bertemu Yama. Laki-laki yang