Siang kemarin aku pergi ke sekolah karna ada sebuah urusan tempat organisasiku dimana aku bersanggar. Pramuka, aku ada urusan dalam proker di dalamnya. aku harus ke sekolah tepat pukul 10.00, sementara motor satu-satunya di rumah, dipakai ayahku ke kantor. jelas saja aku panik bagaimana caranya aku bisa sampai ke sekolah tanpa harus menggunakan sepeda motor?
"Mam, aku pamit ya. mau ke sekolah, ada janji sama agen souvenir buat urusan proker pramuka," kira-kira begitu ucap pamitku pada Mama.
"Mau naik apa sayang? motornya kan dipake," jawabnya.
"Naik bus mam." ku lihat terpancar kekecewaan dari raut mukanya, seakan khawatir dan tidak merelakan anak gadisnya pergi ke sekolah menggunakan angkutan umum yang notabene berbahaya jikalau bertemu dengan penumpang yang kurang ajar. "Aku nggak papa kok mam, tenang aja yah. pamit dulu. Assalamualaikum,"
Mama menjawab salamku sambil menghela nafas, seakan ada yang mengganjal di hatinya hendak untuk meneteskan air mata. Ku tahu apa penyebabnya, tak ingin saja ku buka perasaannya. Ingin biar aku juga merasa apa yang Mama rasakan :)
tepat pukul 09.15 aku keluar dari rumah menuju pemberhentian bus di dekat Rumah Sakit.
semuanya jalan sesuai rencana. Panas, capek, haus banget, secara aku lagi puasa. Tapi kalo ngebayangin wajah mama tadi pagi, aku jadi nggak ngerasain itu semua lagi. Yang ada, cuma perasaan, "Gini lho rasanya hidup prihatin! Ngerti kan sekarang?" seakan jadi pelajaran tersendiri buatku.
Nggak papa deh, asal aku bisa jadiin semuanya pelajaran berharga mungkin aku bisa bertindak lebih baik ke depannya. Semoga saja. Dan nantinya takkan ada lagi rasa sengsara mendalam yang nggak berujung dan cuma buat kita jadi males ngejalanin hidup.
Komentar
Posting Komentar