Langsung ke konten utama

ketika 'anteng' menjadi 'saru'

"Jadi mahasiswa itu jangan kupu-kupu (kuliah pulang - kuliah pulang). Terus kalo nggak di kos, kampus, ya kantin" - stereotype

"Dadi mahasiswa neg anteng-anteng wae ki saru!" - Drs. Bathoro, MS, MA  (dosen Sejarah Amerika)

"Masa muda itu bisa saya sebut sebagai Prime Time. Cuma sebentar, mahal, dan berharga! Jadi jangan dilewatin gitu aja dengan hal-hal yang nggak berguna" - Muchtar Hanafi, S. Ked

"Kalo bisa ya kamu jadi mahasiswa kegiatannya jangan cuma kuliah doang. Cari aja kegiatan-kegiatan positif yang kamu seneng buat nambah kesibukan." - Mas Dudung

Well, emang udah jadi stereotype supaya mahasiswa itu kegiatannya jangan cuma akademik doang untuk kuliah. Selain manfaatnya untuk nambah kegiatan positif #ups maksudnya kesibukan positif, kita juga bisa bertemu banyak orang yang ujung-ujungnya insya Allah kita bisa punya bekal nabung relasi yang mungkin bermanfaat buat karir ke depannya setelah lulus kuliah nanti.

Dari kegiatan internal kampus kayak UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan), EO (Event Organizer) acara kampus, dll sampai yang eksternal kayak komunitas pemuda dari yang bergerak dalam bidang jurnalistik, sosial dan kemanusiaan, sampai yang cuma buat hobi dan hiburan pun ada. Kalo kita mau, kita minat dan pasti niat, kita tinggal pilih satu atau bahkan lebih yang cucok sama kepribadian kita masing-masing.

Terus terang aja nih. Aku dinasehatin ini itu, dapet petuah sana sini, pengen juga buat gabung ke salah satu kegiatan yang yah... istilahnya aku minatin. Dulu aku sempet ikut diksar untuk masuk ke Tim Marching Band UNS. How wonderful! latiannya asyik sih, seru, temen-temen sama pelatih-pelatihnya keren semua. Unfortunately, sebelum aku audisi untuk bisa resmi jadi anggota di sana, aku harus mundur karena keadaan akomodasi yang nggak mendukung buat tetep ikut kegiatan ini.

Next, aku coba daftar HMJ di kampus. Alhamdulillah diterima sebagai staff di salah satu divisi. Besok Jumat, 30 Maret 2012 insya Allah pelantikan (doain lancar ya). Tapi, ngeliat antusias temen2 di sekitarku yang (maaf) agak kurang, aku jadi juga agak kebawa atmosfer dikit2 :p

Bukan cuma itu, aku beberapa kali nemu event yang membutuhkan kontribusi mahasiswa/i sebagai volunteer yang menurutku acara/ kegiatan itu emang oke. Tapi ya sekali lagi, kenapa sih temen-temenku juga nggak punya pemikiran yang sama kayak aku :(

Ya emang sih semuanya nggak bisa dipaksain supaya sama kayak yang aku mau, tapi alangkah lebih enak kalo segala kegiatan itu kita jalanin sama temen-temen yang klop, sepemikiran, sevisi, dan bisa diajak kerja sama :) Jadi kalo pun terbawa atmosfer, insya Allah bisa terbawa atmosfer yang baik.

Nah kalo mau nekat jalan sendiri, ya... emm... sebenernya sih mau-mau aja. Tapi, sekarang aku lagi hidup di kota yang baru. Bukan tempat yang aku kenal seluk beluknya. Belum lagi ya itu tadi, masalah akomodasi :') Mau ke sana sini aja masih nebeng, gitu nekat mau ikut-ikutan komunitas atau kegiatan ini itu yang otomatis nuntut aku harus siap sedia kesana-sini kapan pun

Saran aja sih buat temen-temen yang sekarang lagi keadaan serba 'nyukup'. Kalo bisa sih, fasilitas-fasilitas yang udah orang tua kalian hibah-in ke kalian terus punya temen-temen solid yang mungkin punya visi jelas dan bagus itu bisa dialokasikan lebih ke hal yang positif dan bermanfaat.

Seenggaknya, setiap rupiah yang kalian terima, setiap benda apa pun yang pengen bgt kalian punya dan akhirnya kebeli dengan hasil nabung uang jajan, rengekan ke ortu atau bahkan cuma tinggal tunjuk itu nggak nganggur sia-sia terus sekedar punya untuk hura-hura, atau bahkan kepengen punya supaya naikin gengsi.

Dan juga seenggaknya temen-temen kalian yang solid itu juga bisa kumpul untuk mendiskusikan sesuatu. Nggak cuma nongkrong-nongkrong, ngabisin duit, belanja, galau bareng, oh My... It would be better if you make such an activity which provide you a lot of benefits, or may be... much money (y)

Banyak lho di sekeliling kita yang mungkin kepengen punya sesuatu hal, yang mungkin itu bukan keinginan lagi tapi udah masuk ke kebutuhan, tapi sampe sekarang dari nabung sampe ngrengek belum nyampe-nyampe juga buat beli.

Terus kepengen bikin kegiatan ini, ikut komunitas itu, ikut kompetisi ini itu, tapi dukungan dari orang sekitarnya nggak ada karena kebanyakan temen, eksis, tapi nggak ada yang punya pemikiran, visi, dan cita-cita yang sama. Jadi ya di lingkungan mereka nge-trendnya apa, kita mah ngikut aja. Ya itu tadi, kebawa atmosfer.

Sampai akhirnya mereka kalah sama keadaan dan cenderung jadi mahasiswa/ pemuda rata-rata, nggak kelihatan keunggulannya karena mereka keliatan sama dengan yang lainnya. Mereka pun akhirnya lebih sering anteng dan bahkan disebut 'saru' oleh Pak Bathoro. hahaha :p

Komentar

  1. "Tapi ya sekali lagi, kenapa sih temen-temenku juga nggak punya pemikiran yang sama kayak aku"

    .perasaan kayak gitu ntar kedepannya akan lebih banyak lagi km rasakan, tpi gini, don't be so hard on urself, jng keras2 pada diri sendiri, klo perlu abaikan saja orng lain, wkwk

    .Kentingannya blum km sebutin ya,

    BalasHapus
  2. Aku kan nggak ikut kentingan mas. si Rahma ama nindy noh yang ikut LPMK.
    "Don't be so hard on your self" is your brand on your blog, isn't it? I think I can't get the point of it. Will you explain me more about it?

    BalasHapus
  3. oh, tpi aku kayak pernah liat km pake jaket kentingan,

    .no no! gambar yg di blog itu baru aku pasang kemaren lho, itu kayak'e dialog film mut, tpi aku lupa film apa, wkwk,

    .menjadi kalimat favorit sejak melihat bberapa teman yg sok sibuk ampe kebanyakan aktivitas tpi ngeluh2 sendiri, aku kadang jga gitu, maksudku, kenapa terlalu serius gitu lho, intinya jng bersikap terlalu keras lah pada diri sendiri,smpai tertekan deadline dn frustasi.

    BalasHapus
  4. mas... yang kamu liat itu rahma, bukan aku :(
    that's human, isn't it? setiap orang selalu berpotensi mengeluh menurutku. Kalo pas nganggur, ngeluh bosen nggak ada kerjaan. Giliran punya banyak gawean, ngeluh capek dan ini itu.

    Aku kadang juga gitu mas.

    Aku sebenernya mau nyebutin Solo Mengajar mas, tapi ya itu... gara2 aku jarang dateng, kayaknya sekarang aku dianggap antara ada dan tiada gitu deh :|

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Info Harga Sewa Gedung Pernikahan (Venue for Wedding Package) di Semarang

Halo, semuanya... Lokasi Alam Indah Resto - dok. pribadi Jumat ini rasanya saya agak buntu ingin menulis apa. Akhirnya saya membuka sebuah forum pertanyaan di IG Story untuk mencari inspirasi, kira-kira tema apa yang menarik untuk saya ulas di blog pekan ini. Beberapa merekomendasikan untuk menulis hal-hal yang sifatnya personal. Ada juga yang menyarankan saya untuk menulis beberapa tema terkait masalah psikologi (mungkin karena dua buku yang saya tulis isu sentralnya psikologi populer ya hehe). Tapi, akhirnya hati saya kok malah condong menulis ini... Hehehe... Sekalian sharing  saja sih. Saya memang sedang mempersiapkan pernikahan. Pun, untuk urusan perkuliahan, saya kebetulan juga concern  untuk meneliti dunia industri pernikahan. Jadi, ya sekali tepuk bolehlah 3-4 urusan bisa diselesaikan. Mohon doanya ya semoga semuanya lancar dan segala sesuatunya dipermudah. Semoga juga nggak ada yang julid doain yang jelek-jelek.. hihi ups... *istighfar* Jadi di sini, saya akan

Konsep Suguhan Pernikahan dan Segala Resikonya

Beberapa hari yang lalu, saya merasa tersentil dengan komik singkat karya mas Dody YW yang diunggah melalui fanspage FB-nya " Goresan Dody ". Jujur, saya merasa tersentil sekaligus baper. Memang apa sih isi komiknya? Nih, berikut media komiknya saya lampirkan: Adab Makan sambil Duduk credits: FP Goresan Dody Sebagai individu yang sejak lahir di Semarang sampai lulus SMA, saya memang lebih familiar dengan konsep pernikahan yang menyuguhkan hidangan secara prasmanan. Para tamu disetting untuk antre makanan dan setelah dapat harus berdiri sambil berdesak-desakan untuk makan. Apakah tidak ada kursi? Biasanya ada, tapi jumlahnya hanya 1/10 dari jumlah undangan yang hadir. Berbeda dengan konsep pernikahan yang ada di Solo Raya (Sukoharjo, Klaten, Wonogiri, Karanganyar, Sragen), pernikahan dengan cara piring terbang masih mudah untuk ditemui. Meskipun beberapa ada yang sudah beralih dengan menggunakan konsep prasmanan, tetapi piring terbang masih jadi andalan. Pola menuny

Resensi Novel "Heart Emergency"

Judul Buku : Heart Emergency Penulis : Falla Adinda Penerbit : Bukune Sesuai sub judul dari novel ini yang bertuliskan "pahit manis cinta dokter muda" dan berbasis "Personal Literature", novel ini mengisahkan seorang Falla yang saat itu masih menjadi ko-ass di sebuah Rumah Sakit yang letaknya jauh dari tempat tinggalnya, memaksa ia untuk menjalani Long Distance Relationship dengan pacarnya saat itu yang bernama Reza tapi biasa dijuluki dengan sebutan Bul. Falla dan Reza telah menjalin hubungan selama 5 tahun. Namun seiring berjalannya waktu, kesibukan dan beban Falla sebagai ko-ass membuat Reza tidak bisa menerima keluh kesah dari kekasihnya tersebut hingga akhirnya mereka memutuskan untuk mengakhiri hubungan kisah cinta mereka yang telah berjalan selama 5 tahun. Sejak saat itu pula Falla menjadi malas dan tidak percaya bahwa Long Distance Relationship itu dapat bertahan lama. Namun keteguhan hati Falla akhirnya luluh saat bertemu Yama. Laki-laki yang