Nyoba-nyoba bikin cerpen, setelah dapet materi "Open Plot" di mata kuliah Pengantar Kajian Prosa. Dosen saya bilang, prosa yang beralur terbuka itu biasanya akhir ceritanya masih gantung, kadang bikin pembaca masih jengkel karena perlu menerka sendiri bagian akhir cerita.
Contoh penulis yang sukanya pake Open Plot itu F. Scott Fitzgerald, dengan karyanya yang best seller "The Great Gatsby" yang denger-denger nih 2013 ini bakal keluar filmnya.
Yah... ini sih masih abal-abal, tapi semoga sudah masuk ke prosa yang belongs to open plot deh :D
enjoy! ;)
Kesempatan
Kedua
Awal
Oktober 2012, awal musim penghujan yang sama seperti tahun lalu. Talia masih
melihat laptopnya dengan pandangan kosong. Deadline tugas, tumpukan materi
ujian, kamar yang berantakan, perut yang kelaparan, seakan menjadi temannya
saat kesepian. Bukan hal yang biasa, karena Talia biasanya selalu well-arranged dan kali ini ia merasa
sedang benar-benar berantakan.
Sejak
hari kedua masuk kuliah di semester tiga dan percakapan di telepon malam itu
antara Talia dengan Keanu yang membuat semangat kuliah Talia menghilang
seterusnya.
“Ada
apa?” tanya Talia membuka percakapan.
“We
need to talk,”
“Iya,
ngomong aja…”
“Aku
lagi deket sama cewek,” jawab Keanu ragu-ragu tapi seakan tak punya pilihan
lain selain mengungkapkan yang sesungguhnya pada Talia. Hanya satu kalimat,
tapi sudah berhasil menciptakan petir dahsyat di kepala Talia yang saat itu
masih tenang. Ia merasa tidak berfirasat apa-apa, sebelum keberangkatannya ke
Solo pun hubungan mereka berdua masih baik-baik saja.
“Terus?”
jawab Talia dengan nada yang tidak enak.
“Maafin
aku ya, aku bikin kamu nggak enak ati terus”
Seandainya
bisa mengumpat, seketika Talia ingin sekali mengumpat pada Keanu saat itu juga.
Semudah itu ia meminta maaf untuk kesalahan yang ia lakukan kedua kalinya.
“Aku
kurang apa sih sama kamu? Ini bukan yang pertama kamu bersikap manis sama aku, tapi
ternyata di kampus kamu udah punya gebetan baru. Terus aku kudu piye?”
“Nggak
ada yang kurang dari kamu, kalo aku nggak nyaman sama kamu, udah dari dulu kamu
aku lepas. Aku cuma nggak bisa kepisah jarak dengan tekanan yang ada di
sekitarku,”
“Pengorbananku
setiap dua minggu sekali pulang buat kamu itu kurang? Kamu itu laki-laki, tapi
nyatanya aku yang lebih banyak berkorban buat kamu, lebih-lebih berkorban
perasaan. Tapi nyatanya pengorbananku sia-sia ya? Kata ajakan untuk balikan
juga nggak pernah keluar dari mulutmu. Seharusnya aku sadar dari dulu, useless
thing is waiting for you,”
Baiklah,
Keanu dan Talia adalah sepasang mantan kekasih yang masih menjalani hubungan
tanpa status sejak mereka putus di bulan Desember 2010 sampai akhirnya mereka
kuliah di kota yang berbeda. Keanu berhasil diterima di Fakultas Kedokteran
Universitas swata di Semarang dan Talia juga berhasil lolos SNMPTN untuk menjadi
mahasiswi di Perguruan Tinggi Negeri di Solo.
Keanu
dan Talia masih terlihat saling sayang namun karena terhalang restu dan jarak,
mereka memutuskan untuk tidak terlalu jauh berkomitmen. Talia pun terima-terima
saja, karena setahu dia, Keanu adalah lelaki yang setia. Hingga anggapan Talia
dipatahkan dengan hubungan Keanu dengan teman sejawatnya yang bernama Keyla. Hanya
saja Keanu bersikukuh tidak mengakui hubungan mereka kepada Talia. Seiring
berjalannya waktu, tanpa perlu Talia mencari informasi, kenyataan sebenarnya
pun terkuak perlahan dan Keanu tak lagi dapat mengelak.
Percakapan
di telepon masih berlanjut…
“Jangan
salahin aku sepenuhnya, ibarat tali, kamu tidak menarik aku dengan kuat, jadi
jangan salahin aku kalo akhirnya aku lepas lagi”
“Kamu
tu ya, bisa-bisanya malah nyalahin aku. Aku ini perempuan, aku nggak mungkin
mulai duluan. Aku jelas jaga harga diriku, kamu dulu yang putusin aku, terus
aku yang harus minta balikan? Mana kamu habis punya pacar lagi, nggak ngaku
pula.”
Keanu
terdiam lama hingga ia menyerah dan akhirnya minta maaf, “Iya aku minta maaf.
Terus sekarang aku harus gimana?”
“Itu
juga pertanyaanku tadi, malah balik nanya,”
“Tapi
ceweknya yang ini masih punya pacar. Masa iya, aku harus ngerebut dulu kayak
aku dapetin kamu dulu”
Talia
hanya bisa mengelus dada mendengar ungkapan Keanu. Ia hanya menjawab sinis,”Kan
memang udah jadi bakatmu untuk jadi perebut pacar orang, ya kan?”
Percakapan
semakin dingin, Talia masih berusaha meredam emosinya agar tidak meluap. Ia
menjaga tutur katanya untuk tetap berhati-hati dan memilih sedikit kata saja
tapi yang langsung tepat sasaran. Talia hampir tidak habis pikir dengan
kelakuan Keanu sekarang. Ia hampir tidak mengenal Keanu yang sekarang, sangat
berbeda dengan Keanu yang ia kenal dulu saat SMA.
“Silakan
perjuangkan perempuan barumu itu, mungkin emang sekarang udah waktunya aku untuk
ninggalin kamu,”
“Hmm…
sebenernya berat ngelepas kamu… Aku belum bisa nemuin pendengar yang baik kayak
kamu, perempuan yang nggak banyak nuntut, bisa mendewasakan dan menenangkan,
belum bisa…”
Amarah
Talia seketika luluh dengan rasa iba. Ia merasa begitu senang bahwa sebegitu hebatnya
ia di mata Keanu. Seketika pula rasa ibanya hilang ketika ia tahu sudah ada
sosok lain yang siap menggantikan posisinya. Tidak seorang pun mau diduakan, walaupun
poligami pun sebenarnya diizinkan, tapi Talia tidak bisa
“Sebegitu hebatnya aku
di mata kamu, tapi nggak sebanding dengan perjuangan cintamu. Luka yang kemarin
belum bener-bener sembuh, Nu…” air mata Talia pun turun juga.
“Maafin aku ya’, sekarang
aku udah stuck di dua arah, antara tetap mengejar dia atau tetap bertahan
sama kamu”
“Terserah
kamu” –klik-
Talia
sudah tidak kuasa menahan emosinya hingga ia mengakhiri percakapan telepon
malam itu secara mendadak. Ia menangis sejadi-jadinya, tapi ia mengingat masa
lalu bahwa ia pernah di posisi yang sama. Hingga ia memaksa untuk mengusap air
matanya, dan menegarkan hatinya untuk mengambil keputusan bahwa ia memang
seharusnya segera meninggalkan Keanu dan mendapat pengganti yang jauh lebih
baik.
Hari
berganti, Talia tetap berusaha ceria dan professional di kegiatan kampusnya,
tapi ia tidak bisa mengelak bahwa ia mulai kehilangan nafsu belajar dan nafsu
makan, pandangannya sering kosong, dan ia tampak tidak seperti biasanya, hingga
teman-temannya mulai mengkhawatirkannya. Perlahan ia menceritakan apa yang
terjadi, dan dugaannya pun benar bahwa teman-temannya semua menyuruhnya untuk
segera move on.
Minggu
berganti, Talia pulang ke Semarang untuk melepas rindu dengan orang tuanya. Ia
pun juga bercerita apa yang terjadi kepada Ibunya. Hingga ibunya pun memberi
semangat yang sama seperti yang dilakukan teman-temannya. Ia kembali ke Solo
tanpa ada niat sama sekali untuk menemui Keanu dengan luka hati yang masih
sangat perih. Tanpa disadari, luka itu disembunyikan oleh Talia. Ia seakan
berpura-pura tegar karena ia sudah begitu malu terlihat bodoh karena mencintai
orang yang salah terlalu lama. Ia bertindak seolah-olah bertekad bulat untuk
segera move on, tapi sebenarnya
cintanya pada Keanu masih utuh.
Bulan
berganti, Keanu masih sesekali menghubungi Talia tanpa ada keperluan yang
terlalu penting. Obrolan mereka tidak jelas arahnya kemana. Nampaknya Keanu
terlihat seperti merindukan Talia, tapi ia terlalu gengsi untuk menyatakannya
sementara Talia sudah terlalu kukuh untuk tidak terlalu banyak berharap pada
Keanu. Jadi, bagaimana pun sikap Keanu padanya, ia hanya menganggap itu sekedar
hubungan pertemanan. Walaupun sebenarnya Talia masih sering menunggu SMS, BBM,
dan telepon dari Keanu.
Tidak
pernah ada yang tahu sampai kapan rumitnya hubungan antara Talia dan Keanu akan
berakhir. Talia yang tak kunjung bisa melepaskan bayangan Keanu dari pikirannya
walaupun sudah berulang kali menyakitinya. Keanu pun tak kunjung dapat
melepaskan Talia walaupun hatinya sudah terisi berulang kali oleh perempuan
lain.
Setiap
orang berhak mendapatkan kesempatan kedua dalam memperbaiki kesalahan
sebelumnya melalui kesempatan kedua. Mereka yang mencintai tapi selalu tersakiti
bisa saja memberikan kesempatan lebih dari dua kali, sayangnya tidak semua yang
mereka cintai pantas diberi kesempatan kedua.
Solo, 8 Oktober
2012
DNMS
Komentar
Posting Komentar