Langsung ke konten utama

(Un)Fairy Tale #2 - Serpihan Pertemanan

"Kemana yuk, nek?" tanya Ifa pada Astrid dan Karin saat jeda kuliah pagi itu.

"Emang mau kemana? Paling juga sarapan." jawab Karin datar.

"Ah gaya banget ngajak kemana, kayak lagi banyak duit aja." sahut Astrid.

"Ya udah sih... ah elah... ujung-ujungnya juga ke kost Astrid lagi. Hahaha..."

Ifa, Karin, dan Astrid bukanlah teman dekat sejak awal. Tapi mereka sering mengandaikan diri mereka seperti serpihan-serpihan yang menyatu karena direkatkan oleh pengalaman. Terdengar terlalu dramatis memang, tapi begitulah adanya.

Siapa yang mengira seorang Astrid yang setengah culun dan study-oriented, bisa cocok berteman dengan perempuan ber-body  menawan tapi setengah preman seperti Karin, dan perempuan modis yang melankolis semacam Ifa. Hanya Tuhan yang tahu.

Ifa yang berbadan layaknya American Top Model ini sering mengeluh pada Astrid soal banyak hal, terutama kekasihnya. Tidak banyak wejangan yang bisa diberikan oleh Astrid. Bukan karena Astrid ini berniat jahat atau acuh pada Ifa, tapi karena memang Astrid fakir ilmu tentang masalah pacar-pacaran. Ya, sejak ditinggal Hanung, Astrid seperti miskin pengalaman soal pacaran. Jadi, ya wajar kalau saran yang diberikan Astrid hanya sekedar nasehat yang berkesan datar.

Sejak bertemu Astrid dan Karin, Ifa lebih mampu belajar mengendalikan emosi dan pikirannya. Ifa dulunya adalah seorang yang over-thinking dan melankolis. Ia dulu seperti merasa "terlalu" menyayangi pacarnya hingga ia lupa untuk menyayangi dirinya sendiri. Namun ia kini mengubah prinsipnya bahwa "love yourself first, others will follow you then". Kini ia bisa membuat bahagianya sendiri dan tidak  lagi bermuka sendu seperti dulu.

Lain Ifa lain pula Karin, seorang perempuan "pemberani" yang hanya takut kalau lampu mati. Karin ini jago berkelahi entah fisik atau perang mulut, pokoknya jagoannya berantem. Sikapnya yang sering terlihat menyebalkan dan urakan di luar bukanlah karakter aslinya. Saat bersama orang-orang terdekatnya seperti Astrid dan Ifa, ia bisa menjadi sosok perempuan "normal", yang lembut, yang bisa menangis, yang juga punya sisi manja tapi terkadang juga bijaksana.

Mereka bertiga awalnya tidak pernah mengira menjadi teman dekat karena pada awalnya mereka memiliki dunia masing-masing yang berbeda. Tapi pertemuan tak pernah terjadi tanpa alasan. Astrid yang mulai bosan dan tidak berkembang dengan teman-teman sebelumnya, hingga bertemu Ifa seorang mahasiswa keci yang hobinya kupu-kupu, lalu mengambil mata kuliah yang sekelas dengan Karin, hingga merekatkan mereka sampai sejauh ini.

"Eh, nek. Kok kamu betah sih temenan sama kita? Secara kamu kan mantan preman gitu ya... hehehe" tanya Astrid pada Karin tiba-tiba.

"Aku sih pengennya nyaman temenan sama siapa aja, nggak usah terpaku sama yang itu-itu aja. Tapi ya kan kamu tau sendiri kebanyakan orang gimana sama aku, lebih sering ngeri hahaha" jawab Karin santai.

"Hahaha iya sih... Tapi ntar dikira nggak solid... Nempel sana, nempel sini, seenaknya sendiri." sahut Ifa menyindir.

"Hahaha, nyindir siapa sih, nek?" tanya si Astrid memberi kode.

Karin pun ikut tertawa seperti tahu maksud dari kode si Astrid. "Yah dikiranya temenan jaman kuliah itu sama kayak jaman SMA kalik kudu se-geng terus, kemana-mana bareng terus,"

"Lhah kita juga bareng terus tuh, kita kayak anak SMA dong?" sahut Ifa.

"Ah enggak juga. Nyatanya Ifa juga masih punya temen-temen aktivisnya, kamu juga punya temen-temen dari pacarmu. Aku sendiri juga masih bisa ber-haha-hihi bareng temen kelas lain." tukas Karin.

"Belajar jadi independent, biar dunia kita nggak sempit sama orang yang itu-itu aja. Ya walaupun wajar kalo kita tetep nyaman sama beberapa di antara mereka. Contohnya kita bertiga," Astrid menimpali.

"Ciyeee..."

Tidak akan ada yang abadi, bahkan pola pertemanan pun pasti berubah. Setiap orang pasti terus berjalan keluar dari zona nyaman untuk mencari zona yang jauh lebih nyaman dari sebelumnya. Mereka sebenarnya tidak perlu takut pada perubahan, perpisahan, dan merasa terlupakan. Sebab ketiga hal tersebut pasti akan melebur hilang karena rasa rindu pada kenangan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Info Harga Sewa Gedung Pernikahan (Venue for Wedding Package) di Semarang

Halo, semuanya... Lokasi Alam Indah Resto - dok. pribadi Jumat ini rasanya saya agak buntu ingin menulis apa. Akhirnya saya membuka sebuah forum pertanyaan di IG Story untuk mencari inspirasi, kira-kira tema apa yang menarik untuk saya ulas di blog pekan ini. Beberapa merekomendasikan untuk menulis hal-hal yang sifatnya personal. Ada juga yang menyarankan saya untuk menulis beberapa tema terkait masalah psikologi (mungkin karena dua buku yang saya tulis isu sentralnya psikologi populer ya hehe). Tapi, akhirnya hati saya kok malah condong menulis ini... Hehehe... Sekalian sharing  saja sih. Saya memang sedang mempersiapkan pernikahan. Pun, untuk urusan perkuliahan, saya kebetulan juga concern  untuk meneliti dunia industri pernikahan. Jadi, ya sekali tepuk bolehlah 3-4 urusan bisa diselesaikan. Mohon doanya ya semoga semuanya lancar dan segala sesuatunya dipermudah. Semoga juga nggak ada yang julid doain yang jelek-jelek.. hihi ups... *istighfar* Jadi di sini, saya akan

Konsep Suguhan Pernikahan dan Segala Resikonya

Beberapa hari yang lalu, saya merasa tersentil dengan komik singkat karya mas Dody YW yang diunggah melalui fanspage FB-nya " Goresan Dody ". Jujur, saya merasa tersentil sekaligus baper. Memang apa sih isi komiknya? Nih, berikut media komiknya saya lampirkan: Adab Makan sambil Duduk credits: FP Goresan Dody Sebagai individu yang sejak lahir di Semarang sampai lulus SMA, saya memang lebih familiar dengan konsep pernikahan yang menyuguhkan hidangan secara prasmanan. Para tamu disetting untuk antre makanan dan setelah dapat harus berdiri sambil berdesak-desakan untuk makan. Apakah tidak ada kursi? Biasanya ada, tapi jumlahnya hanya 1/10 dari jumlah undangan yang hadir. Berbeda dengan konsep pernikahan yang ada di Solo Raya (Sukoharjo, Klaten, Wonogiri, Karanganyar, Sragen), pernikahan dengan cara piring terbang masih mudah untuk ditemui. Meskipun beberapa ada yang sudah beralih dengan menggunakan konsep prasmanan, tetapi piring terbang masih jadi andalan. Pola menuny

Resensi Novel "Heart Emergency"

Judul Buku : Heart Emergency Penulis : Falla Adinda Penerbit : Bukune Sesuai sub judul dari novel ini yang bertuliskan "pahit manis cinta dokter muda" dan berbasis "Personal Literature", novel ini mengisahkan seorang Falla yang saat itu masih menjadi ko-ass di sebuah Rumah Sakit yang letaknya jauh dari tempat tinggalnya, memaksa ia untuk menjalani Long Distance Relationship dengan pacarnya saat itu yang bernama Reza tapi biasa dijuluki dengan sebutan Bul. Falla dan Reza telah menjalin hubungan selama 5 tahun. Namun seiring berjalannya waktu, kesibukan dan beban Falla sebagai ko-ass membuat Reza tidak bisa menerima keluh kesah dari kekasihnya tersebut hingga akhirnya mereka memutuskan untuk mengakhiri hubungan kisah cinta mereka yang telah berjalan selama 5 tahun. Sejak saat itu pula Falla menjadi malas dan tidak percaya bahwa Long Distance Relationship itu dapat bertahan lama. Namun keteguhan hati Falla akhirnya luluh saat bertemu Yama. Laki-laki yang