Langsung ke konten utama

(Un)Fairy Tale #7 - Mental Tempe

Sehari, dua hari, tiga hari sejak pengumuman yang dikabarkan oleh Susi, Astrid menjadi uring-uringan sendiri. Ia butuh motivasi. Ia gelisah. Ia bingung harus bagaimana.

Air wudhu sudah ia ambil, solat, berdoa, menangis sejadi-jadinya, tak juga memunculkan suatu ketenangan yang berarti. Di saat-saat seperti itulah Astrid butuh sosok Bundanya. Dulu ia bisa saja meneleponnya setiap saat. Dengan mendengar suara Bunda, Astrid sudah merasa tenang bahkan jika diomeli sekali pun.

"Kamu ini terpilih pasti sudah karena pertimbangan sendiri. Yang lain kepengen kayak kamu, kamunya yang udah dapet kesempatan kok malah kayak gini," begitulah cara Ibunya dulu mengomeli  Astrid ketika ia mengalami situasi pra-competition syndrome seperti saat ini.

"Iya, Bunda... tapi adek males kalo dipaido terus. Udah bikin karya tulis susah-susah kok masih disusahin lagi. Dipikir aku fokusnya cuma ke situ apa?" jawab Astrid yang dulu begitu hobi untuk ngeyel jika dinasehati ibunya.

"Namanya juga mau hasil yang terbaik, ya harus mau dikritik. Mentalmu jangan kayak sambel tumpangnya Bunda gitu deh,"

"Apaan Bunda? Sambel tumpang?" tanya Astrid sedikit bingung

"Iya, sambel tumpang, dibuat dari apa?"

"Tempe bosok?"

"Nah kui mudeng. Tempe bosok aja dibikin masakan masih enak. Masa iya kamu kalah sama tempe bosok-nya Bunda?" Seketika Astrid tertawa. Ia dulu dia pernah sebahagia itu.

Astrid mencoba mencari celah untuk tidak terlalu terlihat depresi. Tapi ternyata raut mukanya sudah terbaca oleh teman dekatnya sekaligus ketua HMJ-nya, Rino.

"Gimana persiapan ke univ?" tanya Rino pada Astrid sore itu seusai rapat.

"Insya Allah malem ini mau revisi KTI. Doain lancar ya... Sainganku sangar-sangar, udah abroad semua rata-rata." jawab Astrid lemas.

"Kamu ini kebiasaan,"

"Kebiasaan gimana maksudnya?"

"Ya begitu itu. Nggak pernah merasa dirinya spesial," jawab Rino santai.

"Eeh gilak... kalo aku punya pemikiran kayak begitu ntar jadi sombong, malah nggak realisits,"

"Nah itu tuh... itu... yang bikin aku kadang gemes sama kamu. Kelewat mengotak-kotakkan diri. Yasudah, menikahlah dengan kerealistisanmu," masih dengan nada yang santai.

-----------jeger---------

Seperti ada petir yang menyambar di kepala Astrid. Rino terus nyeloteh dengan santainya.

"Mau sampai kapan mentalmu tempe begini? Tunjukin ke semuanya kalo kamu mampu dengan caramu sendiri. Kamu spesial dengan gayamu sendiri, mereka juga begitu." Lagi-lagi si Astrid mendapat kata tempe. Dia jadi berpikir lama apakah dia memang se-tempe itu selama ini?

Dia merenung panjang. Dia selama ini memang berpotensi, tapi memang dia sendirilah yang membuat batasan diri. Akibatnya ia sering tidak berkembang karena pola pikirnya sendiri. Kata-kata Rino membuatnya tertampar.

"Gimana? Feeling something 'jeger'?"

"Of, course... Makasi ya, Rin. You inspire me... thanks anyway."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Info Harga Sewa Gedung Pernikahan (Venue for Wedding Package) di Semarang

Halo, semuanya... Lokasi Alam Indah Resto - dok. pribadi Jumat ini rasanya saya agak buntu ingin menulis apa. Akhirnya saya membuka sebuah forum pertanyaan di IG Story untuk mencari inspirasi, kira-kira tema apa yang menarik untuk saya ulas di blog pekan ini. Beberapa merekomendasikan untuk menulis hal-hal yang sifatnya personal. Ada juga yang menyarankan saya untuk menulis beberapa tema terkait masalah psikologi (mungkin karena dua buku yang saya tulis isu sentralnya psikologi populer ya hehe). Tapi, akhirnya hati saya kok malah condong menulis ini... Hehehe... Sekalian sharing  saja sih. Saya memang sedang mempersiapkan pernikahan. Pun, untuk urusan perkuliahan, saya kebetulan juga concern  untuk meneliti dunia industri pernikahan. Jadi, ya sekali tepuk bolehlah 3-4 urusan bisa diselesaikan. Mohon doanya ya semoga semuanya lancar dan segala sesuatunya dipermudah. Semoga juga nggak ada yang julid doain yang jelek-jelek.. hihi ups... *istighfar* Jadi di sini, saya akan

Konsep Suguhan Pernikahan dan Segala Resikonya

Beberapa hari yang lalu, saya merasa tersentil dengan komik singkat karya mas Dody YW yang diunggah melalui fanspage FB-nya " Goresan Dody ". Jujur, saya merasa tersentil sekaligus baper. Memang apa sih isi komiknya? Nih, berikut media komiknya saya lampirkan: Adab Makan sambil Duduk credits: FP Goresan Dody Sebagai individu yang sejak lahir di Semarang sampai lulus SMA, saya memang lebih familiar dengan konsep pernikahan yang menyuguhkan hidangan secara prasmanan. Para tamu disetting untuk antre makanan dan setelah dapat harus berdiri sambil berdesak-desakan untuk makan. Apakah tidak ada kursi? Biasanya ada, tapi jumlahnya hanya 1/10 dari jumlah undangan yang hadir. Berbeda dengan konsep pernikahan yang ada di Solo Raya (Sukoharjo, Klaten, Wonogiri, Karanganyar, Sragen), pernikahan dengan cara piring terbang masih mudah untuk ditemui. Meskipun beberapa ada yang sudah beralih dengan menggunakan konsep prasmanan, tetapi piring terbang masih jadi andalan. Pola menuny

Resensi Novel "Heart Emergency"

Judul Buku : Heart Emergency Penulis : Falla Adinda Penerbit : Bukune Sesuai sub judul dari novel ini yang bertuliskan "pahit manis cinta dokter muda" dan berbasis "Personal Literature", novel ini mengisahkan seorang Falla yang saat itu masih menjadi ko-ass di sebuah Rumah Sakit yang letaknya jauh dari tempat tinggalnya, memaksa ia untuk menjalani Long Distance Relationship dengan pacarnya saat itu yang bernama Reza tapi biasa dijuluki dengan sebutan Bul. Falla dan Reza telah menjalin hubungan selama 5 tahun. Namun seiring berjalannya waktu, kesibukan dan beban Falla sebagai ko-ass membuat Reza tidak bisa menerima keluh kesah dari kekasihnya tersebut hingga akhirnya mereka memutuskan untuk mengakhiri hubungan kisah cinta mereka yang telah berjalan selama 5 tahun. Sejak saat itu pula Falla menjadi malas dan tidak percaya bahwa Long Distance Relationship itu dapat bertahan lama. Namun keteguhan hati Falla akhirnya luluh saat bertemu Yama. Laki-laki yang