Langsung ke konten utama

Beramal Lewat Tulisan



Minggu lalu saya memang mendengar suatu publikasi mengenai sebuah kompetisi menulis yang diadakan oleh Bisnis Indonesia (salah satu media massa berskala nasional). Dengan tajuk "Bisnis Indonesia Writing Contest", kompetisi ini menawarkan hadiah yang tidak tanggung-tanggung, yaitu satu unit mobil dan gadget lainnya. Siapa gerangan yang tidak tergiur, termasuk saya.

Sehari dua hari saya mencari inspirasi dan tak kunjung datang. Saya luruskan niat dan tujuan saya, untuk apa hadiahnya jika saya mengikuti kompetisi ini. Hadiah sebesar itu untuk apa saya raih jika tidak ada manfaatnya. Hingga situasi membuat saya tidak bisa diam di depan laptop sekedar membuat satu artikel saja untuk dikirimkan dalam kompetisi ini. Bayangkan saja, dalam satu minggu saya harus meng-handle tiga acara sekaligus. Fokus saya terpecah dan fokus itu masih saya bagi untuk kuliah serta tanggung jawab lainnya. Ya, minggu kemarin saya hampir depresi tapi kuasa Allah yang menolong saya melewati masa-masa sulit kemarin.

Kembali lagi ke kompetisi menulis Bisnis Indonesia. Malam ini, lebih tepatnya di sepertiga malam terakhir ini, saya membuka beberapa foto yang terpampang di beranda media sosial saya. Saya melihat satu foto yang bertajuk "vote us up" yang dibagikan oleh akun Rumah Hebat Indonesia, atau yang sering disebut dengan RHI. RHI adalah sebuah komunitas sosial yang berbasis Community Empowerment, atau pemberdayaan masyarakat. Mereka yang berkontribusi di sini adalah orang-orang yang rela turun tangan untuk membantu adik-adik di luar sana, yang ada di pinggir kota, bahkan di perbatasan negara untuk bisa menikmati pendidikan yang sama seperti kita.

Kembali lagi ke foto "vote us up" yang saya lihat di akun tersebut. Foto itu menampilkan satu link yang menuju ke laman Bisnis Indonesia, dimana ada salah satu volunteer yang mengirimkan tulisannya tentang RHI untuk diikutsertakan lomba. Saya semakin tercengang ketika saya membaca keterangan di foto tersebut bahwasanya jika tulisan itu menang hadiahnya akan didonasikan untuk RHI. Subhanallah...

Saya hanya bisa menelan ludah, geleng-geleng kepala, sambil merasa malu sendiri.

Orientasi saya untuk menulis selama ini benar-benar masih sempit sekali. Menulis untuk curhat. Menulis untuk sok-sokan menyampaikan idealisme. Menulis biar dikata hebat. Lalu setelah itu apa? Saya tidak lebih mendapat apa-apa selain dapat kritik, saran, yang kebermanfaatannya hanya bisa saya rasakan sendiri.

Sementara di luar sana sudah ada yang mampu menulis untuk beramal, iya... untuk beramal... Ia menulis untuk diikutsertakan lomba yang ia niatkan untuk beramal. Adik-adik di pinggir kota dan di batas negara itu lah yang nantinya akan merasakan kebermanfaatan dari tulisannya tersebut. Sungguh, saya benar-benar terinspirasi.

Semoga tulisan itu menang. Semoga ia yang sudah bersedia menulis demi RHI akan diberi banyak kebaikan dari Yang Maha Kuasa. Amin Ya Rabbalamin.

Oiya, untuk sekedar membantu, teman-teman yang membaca juga bisa bantu vote di link ini --> http://writing-contest.bisnis.com/artikel/read/20140401/377/215412/karena-prestasi-tak-hanya-dari-rapor-sekolah

insya Allah bermanfaat dan dapat pahala :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Info Harga Sewa Gedung Pernikahan (Venue for Wedding Package) di Semarang

Halo, semuanya... Lokasi Alam Indah Resto - dok. pribadi Jumat ini rasanya saya agak buntu ingin menulis apa. Akhirnya saya membuka sebuah forum pertanyaan di IG Story untuk mencari inspirasi, kira-kira tema apa yang menarik untuk saya ulas di blog pekan ini. Beberapa merekomendasikan untuk menulis hal-hal yang sifatnya personal. Ada juga yang menyarankan saya untuk menulis beberapa tema terkait masalah psikologi (mungkin karena dua buku yang saya tulis isu sentralnya psikologi populer ya hehe). Tapi, akhirnya hati saya kok malah condong menulis ini... Hehehe... Sekalian sharing  saja sih. Saya memang sedang mempersiapkan pernikahan. Pun, untuk urusan perkuliahan, saya kebetulan juga concern  untuk meneliti dunia industri pernikahan. Jadi, ya sekali tepuk bolehlah 3-4 urusan bisa diselesaikan. Mohon doanya ya semoga semuanya lancar dan segala sesuatunya dipermudah. Semoga juga nggak ada yang julid doain yang jelek-jelek.. hihi ups... *istighfar* Jadi di sini, saya akan

Konsep Suguhan Pernikahan dan Segala Resikonya

Beberapa hari yang lalu, saya merasa tersentil dengan komik singkat karya mas Dody YW yang diunggah melalui fanspage FB-nya " Goresan Dody ". Jujur, saya merasa tersentil sekaligus baper. Memang apa sih isi komiknya? Nih, berikut media komiknya saya lampirkan: Adab Makan sambil Duduk credits: FP Goresan Dody Sebagai individu yang sejak lahir di Semarang sampai lulus SMA, saya memang lebih familiar dengan konsep pernikahan yang menyuguhkan hidangan secara prasmanan. Para tamu disetting untuk antre makanan dan setelah dapat harus berdiri sambil berdesak-desakan untuk makan. Apakah tidak ada kursi? Biasanya ada, tapi jumlahnya hanya 1/10 dari jumlah undangan yang hadir. Berbeda dengan konsep pernikahan yang ada di Solo Raya (Sukoharjo, Klaten, Wonogiri, Karanganyar, Sragen), pernikahan dengan cara piring terbang masih mudah untuk ditemui. Meskipun beberapa ada yang sudah beralih dengan menggunakan konsep prasmanan, tetapi piring terbang masih jadi andalan. Pola menuny

Resensi Novel "Heart Emergency"

Judul Buku : Heart Emergency Penulis : Falla Adinda Penerbit : Bukune Sesuai sub judul dari novel ini yang bertuliskan "pahit manis cinta dokter muda" dan berbasis "Personal Literature", novel ini mengisahkan seorang Falla yang saat itu masih menjadi ko-ass di sebuah Rumah Sakit yang letaknya jauh dari tempat tinggalnya, memaksa ia untuk menjalani Long Distance Relationship dengan pacarnya saat itu yang bernama Reza tapi biasa dijuluki dengan sebutan Bul. Falla dan Reza telah menjalin hubungan selama 5 tahun. Namun seiring berjalannya waktu, kesibukan dan beban Falla sebagai ko-ass membuat Reza tidak bisa menerima keluh kesah dari kekasihnya tersebut hingga akhirnya mereka memutuskan untuk mengakhiri hubungan kisah cinta mereka yang telah berjalan selama 5 tahun. Sejak saat itu pula Falla menjadi malas dan tidak percaya bahwa Long Distance Relationship itu dapat bertahan lama. Namun keteguhan hati Falla akhirnya luluh saat bertemu Yama. Laki-laki yang