Langsung ke konten utama

(Un)Fairy Tale 17 - Alasan Pertemuan

Melihat jari manis Astrid yang sudah terlingkari cincin, seketika Hanung langsung meraba sesuatu di sakunya. Seperti tidak ingin malu, ia memutuskan untuk kembali ke mobil dan meletakkan barang yang sudah dikantunginya sejak perjalanan dari rumahnya tadi pagi.

"Mau kemana, Nung?" tanya Astrid keheranan.

"Aku ke mobil sebentar ya, mau ambil power bank."

Sesampainya di mobil, ia segera membuka dashboard bukan untuk mengambil sesuatu, tetapi malah meletakkan sesuatu. "Mungkin aku sudah terlambat," kata Hanung dalam hati sambil meletakkan kotak cincin berbentuk hati dengan sebuah cincin emas putih di dalamnya. Sambil ia letakkan kotak cincin itu, Hanung mencoba untuk mengontrol diri agar tidak terlalu menunjukkan raut muka tidak bahagia. Ia berusaha untuk bersikap senatural mungkin di depan Astrid, seolah tidak terjadi apa-apa.

"Lhoh, katanya mau ambil power bank?" Astrid terus bertanya keheranan melihat tidak ada power bank di tangan Hanung sekembalinya ia dari tempat parkir. Hanung yang khilaf karena lupa membawa power bank tiba-tiba menjadi gelagapan.

"Eng... anu... isinya ternyata habis. Nanti aku nunut nge-charge di tempat kamu aja ya."

"Ya udah, santai. Ini pake punyaku dulu aja." kata Astrid sambil memberi power bank dari tasnya.

"Wah, makasi ya. Kamu nggak pake?"

"Batereku udah penuh kok. Eh anyway, ada angin apa kok tiba-tiba kamu pengen ngajak aku ketemu?"

Seperti petir di siang bolong tanpa mendung atau angin kencang. Hanung lagi-lagi tidak bisa menjawab misi utamanya ingin menemui Astrid lagi. Ia memang ingin meminta tolong pada Astrid untuk menemaninya beberapa waktu ke depan terkait persiapan co-ass nya yang rencananya akan ditempatkan di salah satu RSUD di kota perantauan Astrid ini. Tapi di sisi lain, Hanung juga ingin meminta Astrid untuk menemaninya sebagai...

"Nung?" Astrid memegang pundak Hanung. "Kok ngelamun? Kamu nggakpapa kan?"

Ah, dua kalimat itu, masih persis seperti yang dulu. Hanung hafal betul ketika ia sedang banyak memikirkan sesuatu, tenggelam dalam lamunannya sendiri, Astrid selalu datang di waktu yang tepat sambil membawakan sesuatu, entah teh, kopi, atau susu coklat hangat dan berkata, "Kok ngelamun? Kamu nggakpapa kan?" Dan seketika itu juga Hanung bisa tersenyum bersama dua kehangatan yang dibawa oleh Astrid untuknya. Ia seakan lupa sejenak dengan berbagai masalahnya.

Tapi kini rasa hangat itu tidak sepenuhnya sama. Jari manis tangan yang menepuk pundaknya kini sudah dilingkari cincin emas kuning. "Betapa beruntungnya lelaki yang lebih dulu melingkarkan cincin itu di jarimu, Trid." sesal Hanung dalam hati.

"Eh... emm, nggakpapa kok... Jadi gini, aku ke Solo karena...."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Info Harga Sewa Gedung Pernikahan (Venue for Wedding Package) di Semarang

Halo, semuanya... Lokasi Alam Indah Resto - dok. pribadi Jumat ini rasanya saya agak buntu ingin menulis apa. Akhirnya saya membuka sebuah forum pertanyaan di IG Story untuk mencari inspirasi, kira-kira tema apa yang menarik untuk saya ulas di blog pekan ini. Beberapa merekomendasikan untuk menulis hal-hal yang sifatnya personal. Ada juga yang menyarankan saya untuk menulis beberapa tema terkait masalah psikologi (mungkin karena dua buku yang saya tulis isu sentralnya psikologi populer ya hehe). Tapi, akhirnya hati saya kok malah condong menulis ini... Hehehe... Sekalian sharing  saja sih. Saya memang sedang mempersiapkan pernikahan. Pun, untuk urusan perkuliahan, saya kebetulan juga concern  untuk meneliti dunia industri pernikahan. Jadi, ya sekali tepuk bolehlah 3-4 urusan bisa diselesaikan. Mohon doanya ya semoga semuanya lancar dan segala sesuatunya dipermudah. Semoga juga nggak ada yang julid doain yang jelek-jelek.. hihi ups... *istighfar* Jadi di sini, ...

Miyago Pak Joko - Rekomendasi Pecinta Mie Ayam di Semarang

Kalau teman-teman termasuk mie ayam holic kayak saya, nih... saya minggu lalu baru saja jajan ke Mie Ayam Goreng alias Miyago di warung Pak Joko. Lokasinya di daerah Banyumanik. Jadi kalau kalian sering ke daerah Semarang atas, dan sliwar-sliwer mau ke arah tol dan lewat Jalan Durian, coba deh mampir ke sini. sumber: dokumentasi pribadi Tidak seperti mie ayam kebanyakan yang disajikan dengan kuah, mie ayam ini hadir tanpa kuah sama sekal. (Ya iyalah ya... namanya juga mie ayam goreng. hehehe). Eh, tapi di sini juga menyediakan mie ayam yang kuah kok. Cuma... ya... menurutku mie ayam kuahnya kurang begitu enak. Kayak kurang asin gitu, hambar, kalo orang Semarang bilang anyep. Jadi, kalau kalian mampir ke sini, saran saya sih pesan miyago-nya saja. Rasanya kayak gimana sih? Jadi, main taste  dari miyago ini lebih ke gurih. Tidak dominan manis kecap seperti bakmie jawa yang beredar tiap malam di depan rumah. Sama seperti makan mie instan, tapi lebih gurih. Saya pikir awa...

Konsep Suguhan Pernikahan dan Segala Resikonya

Beberapa hari yang lalu, saya merasa tersentil dengan komik singkat karya mas Dody YW yang diunggah melalui fanspage FB-nya " Goresan Dody ". Jujur, saya merasa tersentil sekaligus baper. Memang apa sih isi komiknya? Nih, berikut media komiknya saya lampirkan: Adab Makan sambil Duduk credits: FP Goresan Dody Sebagai individu yang sejak lahir di Semarang sampai lulus SMA, saya memang lebih familiar dengan konsep pernikahan yang menyuguhkan hidangan secara prasmanan. Para tamu disetting untuk antre makanan dan setelah dapat harus berdiri sambil berdesak-desakan untuk makan. Apakah tidak ada kursi? Biasanya ada, tapi jumlahnya hanya 1/10 dari jumlah undangan yang hadir. Berbeda dengan konsep pernikahan yang ada di Solo Raya (Sukoharjo, Klaten, Wonogiri, Karanganyar, Sragen), pernikahan dengan cara piring terbang masih mudah untuk ditemui. Meskipun beberapa ada yang sudah beralih dengan menggunakan konsep prasmanan, tetapi piring terbang masih jadi andalan. Pola menuny...