Langsung ke konten utama

(Un)Fairy Tale #18 - Ketahuan

"Eh... emm, nggakpapa kok... Jadi gini, aku ke Solo karena...." Hanung mencoba untuk menjawab pertanyaan Astrid, tiba-tiba...

"Permisi mas, pesenannya..."

Raut muka serius Hanung seketika menjadi buyar akan distraksi dari mas-mas pemilik warung makan yang sedang mengantar pesanan itu. Astrid yang sudah menerima makanannya seketika langsung mengicipi hidangan yang ada di hadapannya perlahan. Hanung melihatnya sambil tersenyum.

"Kelaperan ya kamu?" kata Hanung sambil menggoda.

"Enggak sih, biasa aja. Buruan ih dilanjutin." kata Astrid mengingatkan Hanung untuk melanjutkan ceritanya. "Ah, sial. Ternyata Astrid memang tidak mudah untuk dialihkan perhatiannya."

"Oh, gini. Aku ke Solo karena ke depannya aku bakal lebih sering lagi ke Solo,"

"Kok gitu? Mau ngapain emang?"

"Aku udah dapet bocoran dari Abah, setelah wisuda S.Ked. nanti, aku mau ditempatin di sini untuk co-ass. Jadi, selama setengah tahun atau bahkan setahun ke depan aku tinggal di sini."

Astrid seperti tidak percaya. Dia akan tinggal satu kota lagi dengan Hanung selama setahun ke depan. Siapa yang menyangka, perpisahan mereka yang dulu disebabkan oleh jarak kini terjawab oleh semesta. Jarak mereka didekatkan. Ini semua di luar dugaan.

"Ah, walaupun dia di sini juga bukan berarti apa-apa kalik. Astrid... Astrid... mikirmu kejauhan."

"Kok jadi kamu yang gantian ngelamun?"

"Eeh, iya... sorry. Lha terus kamu mau cari kost berarti dalam waktu dekat?"

"Sepertinya sih begitu. Kamu mau nemenin kan, Trid?"

"Dengan senang hati." jawab Astrid tanpa ragu-ragu. "Iya, Nung, benar-benar dengan senang hati."

Tiba-tiba terjadi keheningan yang cukup panjang sebagai jeda. Baik Astrid maupun Hanung seperti kehilangan topik pembicaraan. Tidak, Hanung sebenarnya ingin sekali bertanya apakah Astrid sudah benar-benar bertunangan dengan seseorang. Ada keinginan yang besar dalam benaknya untuk bisa mengajak Astrid hadir di acara wisudanya bulan depan, memperkenalkannya lagi di depan Abah dan Umi, sambil mendeklarasikan pada orang tuanya bahwa ia tidak akan memacarinya lagi.

"Akan lebih indah sepertinya jika selama setahun ke depan Astrid bisa hidup bersamaku. Biaya hidupnya bisa ku tanggung. Ia pun tidak perlu merasa terlalu kesepian di kota perantauan." begitulah kira-kira bayangan Hanung yang sebenarnya. Cita-cita tinggalah cerita. Jarak yang mulai rapat ternyata masih harus ditangguhkan dengan keadaan.

"Astrid..." Keheningan seketika pecah ketika ada suara yang memanggil namanya. Astrid yang merasa dipanggil tiba-tiba terkejut dan mencari arah seseorang yang memanggilnya. Ia kenal betul suaranya, suara Ifa.

"Eh, nek. Ngapain di sini? Sama siapa?" kata Astrid menyapa sambil bebasa-basi. Padahal jelas ia tahu bahwa Ifa bersama Daniel, kekasihnya.

"Harusnya aku yang tanya kamu sama siapa. Ehem..." merasa salah tingkah sendiri, Astrid pun memperkenalkan Hanung kepada Ifa.

"Ifa..."

"Hanung..." sambil tersenyum mereka berjabat tangan.

"Oh, jadi ini yang namanya Hanung, orang yang udah bikin Astrid nangis siang malem dan nggak bisa move on berkepanjangan. Ngapain lagi dia nemuin Astrid? Pasti mau mohon-mohon maaf, nyesel, dan minta balikan. Wah, ini nggak bisa dibiarin... Aku nggak rela kalo Astrid harus dibohongin berkali-kali lagi." kata Ifa dalam hati dengan penuh tatapan waspada.

"Eh, aku duduk di sana aja ya. Takut ngeganggu. Hehehe."

"Apaan sih, nek. Gabung aja nggakpapa kalik."

"Hehe, udah santai, aku sama Daniel biar duduk di sana aja. Yuk, duluan ya..."

Ketika mereka sudah cukup berjarak tempat duduk, Ifa segera mengambil ponselnya dan menelepon Karin. "Halo, nek. Aku lagi makan sama Daniel, ngeliat Astrid sama Hanung lagi jalan bareng di sini... Ini pasti ada yang nggak beres..."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Info Harga Sewa Gedung Pernikahan (Venue for Wedding Package) di Semarang

Halo, semuanya... Lokasi Alam Indah Resto - dok. pribadi Jumat ini rasanya saya agak buntu ingin menulis apa. Akhirnya saya membuka sebuah forum pertanyaan di IG Story untuk mencari inspirasi, kira-kira tema apa yang menarik untuk saya ulas di blog pekan ini. Beberapa merekomendasikan untuk menulis hal-hal yang sifatnya personal. Ada juga yang menyarankan saya untuk menulis beberapa tema terkait masalah psikologi (mungkin karena dua buku yang saya tulis isu sentralnya psikologi populer ya hehe). Tapi, akhirnya hati saya kok malah condong menulis ini... Hehehe... Sekalian sharing  saja sih. Saya memang sedang mempersiapkan pernikahan. Pun, untuk urusan perkuliahan, saya kebetulan juga concern  untuk meneliti dunia industri pernikahan. Jadi, ya sekali tepuk bolehlah 3-4 urusan bisa diselesaikan. Mohon doanya ya semoga semuanya lancar dan segala sesuatunya dipermudah. Semoga juga nggak ada yang julid doain yang jelek-jelek.. hihi ups... *istighfar* Jadi di sini, ...

Miyago Pak Joko - Rekomendasi Pecinta Mie Ayam di Semarang

Kalau teman-teman termasuk mie ayam holic kayak saya, nih... saya minggu lalu baru saja jajan ke Mie Ayam Goreng alias Miyago di warung Pak Joko. Lokasinya di daerah Banyumanik. Jadi kalau kalian sering ke daerah Semarang atas, dan sliwar-sliwer mau ke arah tol dan lewat Jalan Durian, coba deh mampir ke sini. sumber: dokumentasi pribadi Tidak seperti mie ayam kebanyakan yang disajikan dengan kuah, mie ayam ini hadir tanpa kuah sama sekal. (Ya iyalah ya... namanya juga mie ayam goreng. hehehe). Eh, tapi di sini juga menyediakan mie ayam yang kuah kok. Cuma... ya... menurutku mie ayam kuahnya kurang begitu enak. Kayak kurang asin gitu, hambar, kalo orang Semarang bilang anyep. Jadi, kalau kalian mampir ke sini, saran saya sih pesan miyago-nya saja. Rasanya kayak gimana sih? Jadi, main taste  dari miyago ini lebih ke gurih. Tidak dominan manis kecap seperti bakmie jawa yang beredar tiap malam di depan rumah. Sama seperti makan mie instan, tapi lebih gurih. Saya pikir awa...

Konsep Suguhan Pernikahan dan Segala Resikonya

Beberapa hari yang lalu, saya merasa tersentil dengan komik singkat karya mas Dody YW yang diunggah melalui fanspage FB-nya " Goresan Dody ". Jujur, saya merasa tersentil sekaligus baper. Memang apa sih isi komiknya? Nih, berikut media komiknya saya lampirkan: Adab Makan sambil Duduk credits: FP Goresan Dody Sebagai individu yang sejak lahir di Semarang sampai lulus SMA, saya memang lebih familiar dengan konsep pernikahan yang menyuguhkan hidangan secara prasmanan. Para tamu disetting untuk antre makanan dan setelah dapat harus berdiri sambil berdesak-desakan untuk makan. Apakah tidak ada kursi? Biasanya ada, tapi jumlahnya hanya 1/10 dari jumlah undangan yang hadir. Berbeda dengan konsep pernikahan yang ada di Solo Raya (Sukoharjo, Klaten, Wonogiri, Karanganyar, Sragen), pernikahan dengan cara piring terbang masih mudah untuk ditemui. Meskipun beberapa ada yang sudah beralih dengan menggunakan konsep prasmanan, tetapi piring terbang masih jadi andalan. Pola menuny...