Langsung ke konten utama

(Un)Fairy Tale #20 - Dibayar dengan Kepastian

"Itu tadi temen deket kamu?" tanya Hanung ketika mobilnya sudah mulai melaju meninggalkan tempat makan dimana mereka bertemu dengan Ifa dan pacarnya. Hanung merasa ada keanehan dari cara Ifa memandangnya. Ia seperti mencium aroma ketidaksukaan Ifa padanya.

Tapi karena Astrid terlalu lurus dan sama sekali tidak menaruh curiga pada temannya, ia pun mencoba untuk mendinginkan api kecurigaan Hanung pada Ifa.

"Iya lumayan deket, sekelas juga sih. kenapa gitu?"

"Kayaknya kok agak gimana gitu ya sama aku. Atau perasaanku aja ya?" Hanung menaruh curiga.

"Gimana gitu gimana maksudnya?" tanya Astrid heran.

"Ya agak nggak suka gitu sih keliatannya. Senyum sih, tapi kerasa beda aja ngeliatnya."

"Ah, dia emang gitu. Wajahnya emang agak jutek kalo belum kenal. Santai, orangnya baik banget kok. Tampangnya doang itu yang jutek, atinya melankolis banget padahal. Hahaha."

"Masa sih? Hahaha. Kok bisa gitu?"

Lalu Astrid pun menceritakan kelucuan teman-teman dekatnya itu kepada Hanung. Ia juga menceritakan Karin, sang preman yang takut kegelapan. Hanung pun tertawa terbahak-bahak mendengar cerita Karin yang penuh semangat itu.

"Eh, ini mau kemana lagi?" tanya Hanung.

"Solat Ashar dulu aja yuk..."

"Oke deh. Habis itu?"

"Terserah kamu." jawab Astrid kalem sambil mengganti playlist musik yang diputar di mobil saat itu.

"Nonton yuk..." Astrid pun hanya mengangguk. Mereka berdua benar-benar menikmati akhir pekan dengan tanpa beban. Apa pun yang terjadi, terjadilah. Mungkin itu yang ada di benak mereka berdua.

Selesai mengimami, Hanung mengintip di celah hijab yang membatasi tempat solat jamaah laki-laki dan perempuan. Ia tidak sampai hati untuk pulang lagi tanpa kepastian. Akhirnya Hanung menekadkan diri untuk tetap mengajaknya datang di acara wisudanya bulan depan.

"Bulan depan tanggal 20 kamu udah ada agenda belum?"

Sambil melihat agenda di ponselnya Astrid pun menjawab, "Emm... Belum kayaknya, kenapa?"

"Kamu pulang ya, aku tanggal itu insya Allah wisuda. Aku pengen kamu dateng. Bisa kan?"

"Jadi pendamping wisuda bayaran nih?"

"Hehehe. Dibayar pake apa maunya?"

"Emm... pake apa ya..." Astrid mencoba berakting sok serius sambil mencoba mencari sesuatu yang bisa ia minta dari Hanung.

"Aku bayar pake kepastian mau?" kata Hanung menawari tiba-tiba membuat Astrid terbelalak. Ia tahu, Hanung saat itu tidak sedang bercanda.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Info Harga Sewa Gedung Pernikahan (Venue for Wedding Package) di Semarang

Halo, semuanya... Lokasi Alam Indah Resto - dok. pribadi Jumat ini rasanya saya agak buntu ingin menulis apa. Akhirnya saya membuka sebuah forum pertanyaan di IG Story untuk mencari inspirasi, kira-kira tema apa yang menarik untuk saya ulas di blog pekan ini. Beberapa merekomendasikan untuk menulis hal-hal yang sifatnya personal. Ada juga yang menyarankan saya untuk menulis beberapa tema terkait masalah psikologi (mungkin karena dua buku yang saya tulis isu sentralnya psikologi populer ya hehe). Tapi, akhirnya hati saya kok malah condong menulis ini... Hehehe... Sekalian sharing  saja sih. Saya memang sedang mempersiapkan pernikahan. Pun, untuk urusan perkuliahan, saya kebetulan juga concern  untuk meneliti dunia industri pernikahan. Jadi, ya sekali tepuk bolehlah 3-4 urusan bisa diselesaikan. Mohon doanya ya semoga semuanya lancar dan segala sesuatunya dipermudah. Semoga juga nggak ada yang julid doain yang jelek-jelek.. hihi ups... *istighfar* Jadi di sini, ...

Miyago Pak Joko - Rekomendasi Pecinta Mie Ayam di Semarang

Kalau teman-teman termasuk mie ayam holic kayak saya, nih... saya minggu lalu baru saja jajan ke Mie Ayam Goreng alias Miyago di warung Pak Joko. Lokasinya di daerah Banyumanik. Jadi kalau kalian sering ke daerah Semarang atas, dan sliwar-sliwer mau ke arah tol dan lewat Jalan Durian, coba deh mampir ke sini. sumber: dokumentasi pribadi Tidak seperti mie ayam kebanyakan yang disajikan dengan kuah, mie ayam ini hadir tanpa kuah sama sekal. (Ya iyalah ya... namanya juga mie ayam goreng. hehehe). Eh, tapi di sini juga menyediakan mie ayam yang kuah kok. Cuma... ya... menurutku mie ayam kuahnya kurang begitu enak. Kayak kurang asin gitu, hambar, kalo orang Semarang bilang anyep. Jadi, kalau kalian mampir ke sini, saran saya sih pesan miyago-nya saja. Rasanya kayak gimana sih? Jadi, main taste  dari miyago ini lebih ke gurih. Tidak dominan manis kecap seperti bakmie jawa yang beredar tiap malam di depan rumah. Sama seperti makan mie instan, tapi lebih gurih. Saya pikir awa...

Konsep Suguhan Pernikahan dan Segala Resikonya

Beberapa hari yang lalu, saya merasa tersentil dengan komik singkat karya mas Dody YW yang diunggah melalui fanspage FB-nya " Goresan Dody ". Jujur, saya merasa tersentil sekaligus baper. Memang apa sih isi komiknya? Nih, berikut media komiknya saya lampirkan: Adab Makan sambil Duduk credits: FP Goresan Dody Sebagai individu yang sejak lahir di Semarang sampai lulus SMA, saya memang lebih familiar dengan konsep pernikahan yang menyuguhkan hidangan secara prasmanan. Para tamu disetting untuk antre makanan dan setelah dapat harus berdiri sambil berdesak-desakan untuk makan. Apakah tidak ada kursi? Biasanya ada, tapi jumlahnya hanya 1/10 dari jumlah undangan yang hadir. Berbeda dengan konsep pernikahan yang ada di Solo Raya (Sukoharjo, Klaten, Wonogiri, Karanganyar, Sragen), pernikahan dengan cara piring terbang masih mudah untuk ditemui. Meskipun beberapa ada yang sudah beralih dengan menggunakan konsep prasmanan, tetapi piring terbang masih jadi andalan. Pola menuny...