Setiap perjalanan pasti dimulai dengan sebuah awalan, perkenalan. Kami pun demikian. Sesampainya kami di Tokyo, seluruh peserta dibawa ke Hotel East 21 Tokyo untuk mendapatkan orientasi awal. Sesuai briefing awal yang dilakukan di Soekarno Hatta, batch 11 ini dibagi menjadi 4 kelompok. Sehingga saat orientasi di Tokyo, kami sudah berkumpul dan mendapatkan orientasi sesuai dengan kelompok kami masing-masing.
Beruntungnya koordinator kami, Takagi-san, merupakan orang yang well-arranged dalam memaparkan informasi tentang kegiatan Jenesys selama seminggu. Hal itu terlihat dari cara Takagi-san mencatatkan setiap detil informasi yang harus kami lakukan dan perhatikan. Bisa teman-teman lihat sebagai berikut:
Karena saya dan teman-teman melihat bagaimana cara koordinator kelompok lain menyampaikan orientasinya, kami bisa membandingkan bahwa Takagi-san lebih rigid. Papan tulis di kelompok lain terlihat bersih, berbanding terbalik dengan papan tulis grup kami. Sehingga kami pun bersyukur, selama perjalanan di Jepang, tidak ada satu pun anggota kelompok kami yang ketinggalan informasi.
Di Tokyo, kami belum memiliki banyak agenda. Di hari pertama ini, kami hanya diminta untuk menyiapkan koper yang nantinya akan dikirim ke Kobe-Hyogo. Sebab perjalanan ke Hyogo nantinya akan ditempuh menggunakan Shinkansen yang tidak menyediakan bagasi lebih untuk koper kami yang mayoritas berukuran besar. Sehingga waktu luang pun kami manfaatkan untuk menyusuri Tokyo dengan keterbatasan informasi yang kami miliki.
Akhirnya, saya dan beberapa teman memutuskan untuk mengunjungi Shibuya, salah satu pusat keramaian yang ada di Tokyo. It's crowded actually. Namun keramaian di sini masih diimbangi dengan keteraturan. Tidak ada satu pun yang melanggar aturan lalu lintas, tidak ada kemacetan, dan bisingnya klakson.
Selain itu di Shibuya terdapat satu patung anjing Hachiko yang fenomenal. Bagi yang sudah menonton filmnya pasti tahu siapa dan bagaimana kisah Hachiko tersebut. Sebagai wisatawan asing, sudah selayaknya kami mengabadikan foto bersama Hachiko untuk dijadikan kenang-kenangan, termasuk saya. Hehehe
Dan ternyata sebagian dari teman kami ada yang bisa mengunjungi Tokyo Tower dan Akihabara. Sedikit sedih memang karena tidak bisa seberuntung dan seberani mereka untuk menyusuri Tokyo dengan pengetahuan jalan yang minim. Walaupun begitu, saya tetap senang setidaknya masih ada hari terakhir untuk bermalam di Tokyo sebelum kembali ke Indonesia.
that was my story in the first day in Tokyo. Tunggu kelanjutan ceritanya ya.
#Jenesys #WeAreJenesyst#JepangnyaTuhDiSini #Momoch11
Beruntungnya koordinator kami, Takagi-san, merupakan orang yang well-arranged dalam memaparkan informasi tentang kegiatan Jenesys selama seminggu. Hal itu terlihat dari cara Takagi-san mencatatkan setiap detil informasi yang harus kami lakukan dan perhatikan. Bisa teman-teman lihat sebagai berikut:
Karena saya dan teman-teman melihat bagaimana cara koordinator kelompok lain menyampaikan orientasinya, kami bisa membandingkan bahwa Takagi-san lebih rigid. Papan tulis di kelompok lain terlihat bersih, berbanding terbalik dengan papan tulis grup kami. Sehingga kami pun bersyukur, selama perjalanan di Jepang, tidak ada satu pun anggota kelompok kami yang ketinggalan informasi.
Di Tokyo, kami belum memiliki banyak agenda. Di hari pertama ini, kami hanya diminta untuk menyiapkan koper yang nantinya akan dikirim ke Kobe-Hyogo. Sebab perjalanan ke Hyogo nantinya akan ditempuh menggunakan Shinkansen yang tidak menyediakan bagasi lebih untuk koper kami yang mayoritas berukuran besar. Sehingga waktu luang pun kami manfaatkan untuk menyusuri Tokyo dengan keterbatasan informasi yang kami miliki.
Akhirnya, saya dan beberapa teman memutuskan untuk mengunjungi Shibuya, salah satu pusat keramaian yang ada di Tokyo. It's crowded actually. Namun keramaian di sini masih diimbangi dengan keteraturan. Tidak ada satu pun yang melanggar aturan lalu lintas, tidak ada kemacetan, dan bisingnya klakson.
Selain itu di Shibuya terdapat satu patung anjing Hachiko yang fenomenal. Bagi yang sudah menonton filmnya pasti tahu siapa dan bagaimana kisah Hachiko tersebut. Sebagai wisatawan asing, sudah selayaknya kami mengabadikan foto bersama Hachiko untuk dijadikan kenang-kenangan, termasuk saya. Hehehe
Dan ternyata sebagian dari teman kami ada yang bisa mengunjungi Tokyo Tower dan Akihabara. Sedikit sedih memang karena tidak bisa seberuntung dan seberani mereka untuk menyusuri Tokyo dengan pengetahuan jalan yang minim. Walaupun begitu, saya tetap senang setidaknya masih ada hari terakhir untuk bermalam di Tokyo sebelum kembali ke Indonesia.
that was my story in the first day in Tokyo. Tunggu kelanjutan ceritanya ya.
#Jenesys #WeAreJenesyst
Komentar
Posting Komentar