Langsung ke konten utama

Perjalanan Baru - Jenesys 2.0 Batch 11 Mass Media


Siapa yang menyangka. Orang seperti saya, yang tidak mengerti apa-apa tentang Jepang tiba-tiba mendapat kesempatan untuk berangkat ke Negeri Sakura ini. Bukan bermodal ketekadan, tapi lebih kenekadan, saya mencoba mengirimkan aplikasi ke Menkominfo yang tahun ini membuka pendaftaran short course tentang Mass Media di Jepang.

Untuk penjelasan singkat, Jenesys singkatan dari Japan-East Asia Networks of Exchange for Students and Youths merupakan program dari JICE (Japan International Cooperation Center) yang bekerja sama dengan beberapa kementrian yang ada di Indonesia. Sebenarnya tidak hanya di Indonesia, namun program ini juga diperuntukkan untuk siswa SMA dan mahasiswa di beberapa negara Asia Tenggara. 

Kali ini, JICE menunjuk Kemenkominfo (Kementrian Komunikasi dan Informatika) untuk melaksanakan program Jenesys yang bertemakan Media Massa. Peserta yang lolos dalam program ini merupakan mereka yang aktif di dunia komunikasi, kepenulisan, jurnalis, dan blogger. Dan alhamdulillah, track record  saya sebagai Redaktur Pelaksana di Majalah EMBUN ternyata bisa dipertimbangkan oleh pihak penyelenggara.

Saya akui, proses seleksi di Batch ini memang terkesan tertutup. Tidak ada pengumuman khusus dari pihak Kemenkominfo secara terbuka melalui media online tentang pendaftaran di Batch ini. Saya pun mendapat info pendaftaran tentang Jenesys batch ini melalui dosen saya yang kebetulan mendapatkan informasi langsung dari pihak Kemenkominfo. Tapi saya berusaha untuk terbuka pada pembaca, bahwasanya saya tidak me-lobby  siapa pun agar diterima di program ini. Saya mendaftar sesuai jalurnya, dan menunggu pengumuman tanpa ada harapan menggebu.


Sekedar informasi saja, program ini memang tidak menggunakan sertifikat TOEFL atau pun berkas-berkas yang sulit didapat. Dengan berbekal passport, formulir pendaftaran, curriculum vitae, dan essay tentang personal statement, serta izin dari-Nya , saya bisa lolos program ini. Setelah saya mengetahui kabar baik ini, maka saya pun berusaha untuk berdedikasi agar tidak menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Untuk itu saya mencoba mempelajari apa maksud dan tujuan program ini, dan apa yang pihak penyelenggara ekspektasikan dari peserta setelah program ini selesai.

Saat saya pelajari ulang setiap detil tujuan program ini, ternyata Pemerintah Jepang berharap agar Negeri Sakura ini semakin dikenal luas masyarakat Indonesia melalui tangan dingin kami. Mereka berharap sepulangnya kami ke Indonesia, kami bisa menyebarluaskan informasi tentang Jepang melalui media yang kami geluti. Untuk itu seluruh peserta, khususnya saya, merasa diberi amanah untuk menyebarluaskan informasi tentang Jepang melalui tulisan saya baik di media cetak maupun media online.

Nah, itu tadi sedikit cerita tentang proses awal bagaimana saya bisa lolos di Jenesys 2.0 Batch 11 ini. Bismillah, selanjutnya saya akan menulis kegiatan selama di Jepang. Semoga istiqomah dan dimudahkan. Tunggu yah!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Info Harga Sewa Gedung Pernikahan (Venue for Wedding Package) di Semarang

Halo, semuanya... Lokasi Alam Indah Resto - dok. pribadi Jumat ini rasanya saya agak buntu ingin menulis apa. Akhirnya saya membuka sebuah forum pertanyaan di IG Story untuk mencari inspirasi, kira-kira tema apa yang menarik untuk saya ulas di blog pekan ini. Beberapa merekomendasikan untuk menulis hal-hal yang sifatnya personal. Ada juga yang menyarankan saya untuk menulis beberapa tema terkait masalah psikologi (mungkin karena dua buku yang saya tulis isu sentralnya psikologi populer ya hehe). Tapi, akhirnya hati saya kok malah condong menulis ini... Hehehe... Sekalian sharing  saja sih. Saya memang sedang mempersiapkan pernikahan. Pun, untuk urusan perkuliahan, saya kebetulan juga concern  untuk meneliti dunia industri pernikahan. Jadi, ya sekali tepuk bolehlah 3-4 urusan bisa diselesaikan. Mohon doanya ya semoga semuanya lancar dan segala sesuatunya dipermudah. Semoga juga nggak ada yang julid doain yang jelek-jelek.. hihi ups... *istighfar* Jadi di sini, saya akan

Konsep Suguhan Pernikahan dan Segala Resikonya

Beberapa hari yang lalu, saya merasa tersentil dengan komik singkat karya mas Dody YW yang diunggah melalui fanspage FB-nya " Goresan Dody ". Jujur, saya merasa tersentil sekaligus baper. Memang apa sih isi komiknya? Nih, berikut media komiknya saya lampirkan: Adab Makan sambil Duduk credits: FP Goresan Dody Sebagai individu yang sejak lahir di Semarang sampai lulus SMA, saya memang lebih familiar dengan konsep pernikahan yang menyuguhkan hidangan secara prasmanan. Para tamu disetting untuk antre makanan dan setelah dapat harus berdiri sambil berdesak-desakan untuk makan. Apakah tidak ada kursi? Biasanya ada, tapi jumlahnya hanya 1/10 dari jumlah undangan yang hadir. Berbeda dengan konsep pernikahan yang ada di Solo Raya (Sukoharjo, Klaten, Wonogiri, Karanganyar, Sragen), pernikahan dengan cara piring terbang masih mudah untuk ditemui. Meskipun beberapa ada yang sudah beralih dengan menggunakan konsep prasmanan, tetapi piring terbang masih jadi andalan. Pola menuny

Resensi Novel "Heart Emergency"

Judul Buku : Heart Emergency Penulis : Falla Adinda Penerbit : Bukune Sesuai sub judul dari novel ini yang bertuliskan "pahit manis cinta dokter muda" dan berbasis "Personal Literature", novel ini mengisahkan seorang Falla yang saat itu masih menjadi ko-ass di sebuah Rumah Sakit yang letaknya jauh dari tempat tinggalnya, memaksa ia untuk menjalani Long Distance Relationship dengan pacarnya saat itu yang bernama Reza tapi biasa dijuluki dengan sebutan Bul. Falla dan Reza telah menjalin hubungan selama 5 tahun. Namun seiring berjalannya waktu, kesibukan dan beban Falla sebagai ko-ass membuat Reza tidak bisa menerima keluh kesah dari kekasihnya tersebut hingga akhirnya mereka memutuskan untuk mengakhiri hubungan kisah cinta mereka yang telah berjalan selama 5 tahun. Sejak saat itu pula Falla menjadi malas dan tidak percaya bahwa Long Distance Relationship itu dapat bertahan lama. Namun keteguhan hati Falla akhirnya luluh saat bertemu Yama. Laki-laki yang