Langsung ke konten utama

My First Official Job

Dalam tulisan saya di Antologi Kisah Birrul  Walidain yang berjudul "Mengeja Cahaya Surga", saya menulis bahwa saya dulu sempat kesal pada setiap tuntutan ibu saya. Banyak hal yang kontra, hingga akhirnya membuat saya tak tahan dan memilih banyak menghindar dengan ibu saya.


Beruntungnya sikap menghindar saya masih dituntun oleh Yang Mahakuasa.

Di saat-saat terakhir sebelum pergi, ibu saya pernah menyetujui keinginan saya untuk menjadi seorang dosen. Ini merupakan satu titik balik yang membuat saya kian dekat dengan beliau. Terlebih beliau juga bercerita kalau dulu ibu saya sempat bercita-cita untuk menjadi seorang guru.

Waktu berlalu, hingga beliau pergi, dan ketika saya telah lulus S-1, Satu tawaran datang.

...menjadi seorang guru...

Kalau pembaca sekalian tahu, atau bahkan kenal dekat dengan saya, maka kalian pasti tahu betapa celelekan-nya saya. Tanpa bermaksud ujub, saya memang dianugerahi kemampuan berbicara di atas rata-rata (It could be said that I'm cerewet enough). Nonetheless, I love to speak in public, yea... I do love public relation, even if it is teaching.

Sayangnya, sifat nyeleneh  saya sedikit mengganjal jika itu harus dibawa menjadi profesi seorang guru. Kalian tahu kan filosofi kata 'guru' itu bermakan 'bisa digugu lan ditiru'. Bagi saya, guru yang ideal adalah guru yang mampu mendidik tidak hanya mampu mengajar.

Terlebih lagi saya juga sempat tergiur untuk mencari pekerjaan lain yang lebih bergengsi dan berhonor tinggi, daripada menjadi seorang guru, di desa pula.
Tapi saya juga sadar... menjadi job-seeker semacam itu merupakan sesuatu yang tidak ada habisnya jika diniatkan hanya untuk mengejar materi dan jabatan semata.

Sampai akhirnya tawaran baik ini sempat mampu menghadirkan kegalauan saya yang sudah lama tidak pernah saya rasakan. Setelah istikharah dan mencoba berdiskusi dengan beberapa sahabat, keputusan yang saya ambil adalah 'take a chance'.

Senin, 5 September 2015 merupakan hari pertama saya mengajar.

Alhamdulillah,
Hampir seminggu berlalu... pekerjaan yang saya niatkan untuk mencari pengalaman sekalian supaya ilmu kuliah saya tidak menguap, kini berjalan dengan lancar.
Mohon doa ya, teman-teman semua... Semoga pekerjaan saya ini bisa jadi berkah dan bisa menjadi amal jariyah.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Info Harga Sewa Gedung Pernikahan (Venue for Wedding Package) di Semarang

Halo, semuanya... Lokasi Alam Indah Resto - dok. pribadi Jumat ini rasanya saya agak buntu ingin menulis apa. Akhirnya saya membuka sebuah forum pertanyaan di IG Story untuk mencari inspirasi, kira-kira tema apa yang menarik untuk saya ulas di blog pekan ini. Beberapa merekomendasikan untuk menulis hal-hal yang sifatnya personal. Ada juga yang menyarankan saya untuk menulis beberapa tema terkait masalah psikologi (mungkin karena dua buku yang saya tulis isu sentralnya psikologi populer ya hehe). Tapi, akhirnya hati saya kok malah condong menulis ini... Hehehe... Sekalian sharing  saja sih. Saya memang sedang mempersiapkan pernikahan. Pun, untuk urusan perkuliahan, saya kebetulan juga concern  untuk meneliti dunia industri pernikahan. Jadi, ya sekali tepuk bolehlah 3-4 urusan bisa diselesaikan. Mohon doanya ya semoga semuanya lancar dan segala sesuatunya dipermudah. Semoga juga nggak ada yang julid doain yang jelek-jelek.. hihi ups... *istighfar* Jadi di sini, saya akan

Konsep Suguhan Pernikahan dan Segala Resikonya

Beberapa hari yang lalu, saya merasa tersentil dengan komik singkat karya mas Dody YW yang diunggah melalui fanspage FB-nya " Goresan Dody ". Jujur, saya merasa tersentil sekaligus baper. Memang apa sih isi komiknya? Nih, berikut media komiknya saya lampirkan: Adab Makan sambil Duduk credits: FP Goresan Dody Sebagai individu yang sejak lahir di Semarang sampai lulus SMA, saya memang lebih familiar dengan konsep pernikahan yang menyuguhkan hidangan secara prasmanan. Para tamu disetting untuk antre makanan dan setelah dapat harus berdiri sambil berdesak-desakan untuk makan. Apakah tidak ada kursi? Biasanya ada, tapi jumlahnya hanya 1/10 dari jumlah undangan yang hadir. Berbeda dengan konsep pernikahan yang ada di Solo Raya (Sukoharjo, Klaten, Wonogiri, Karanganyar, Sragen), pernikahan dengan cara piring terbang masih mudah untuk ditemui. Meskipun beberapa ada yang sudah beralih dengan menggunakan konsep prasmanan, tetapi piring terbang masih jadi andalan. Pola menuny

Resensi Novel "Heart Emergency"

Judul Buku : Heart Emergency Penulis : Falla Adinda Penerbit : Bukune Sesuai sub judul dari novel ini yang bertuliskan "pahit manis cinta dokter muda" dan berbasis "Personal Literature", novel ini mengisahkan seorang Falla yang saat itu masih menjadi ko-ass di sebuah Rumah Sakit yang letaknya jauh dari tempat tinggalnya, memaksa ia untuk menjalani Long Distance Relationship dengan pacarnya saat itu yang bernama Reza tapi biasa dijuluki dengan sebutan Bul. Falla dan Reza telah menjalin hubungan selama 5 tahun. Namun seiring berjalannya waktu, kesibukan dan beban Falla sebagai ko-ass membuat Reza tidak bisa menerima keluh kesah dari kekasihnya tersebut hingga akhirnya mereka memutuskan untuk mengakhiri hubungan kisah cinta mereka yang telah berjalan selama 5 tahun. Sejak saat itu pula Falla menjadi malas dan tidak percaya bahwa Long Distance Relationship itu dapat bertahan lama. Namun keteguhan hati Falla akhirnya luluh saat bertemu Yama. Laki-laki yang